SENIN, 3 APRIL 2017
SOLO — Lawatan Direksi beserta keluarga besar Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ke Ndalem Kalitan dan ziarah ke Astana Giribangun, Matesih, Karanganyar, Jawa Tengah, mempunyai makna yang mendalam. Tak hanya sebagai sarana mendekatkan diri kepada pendiri, rangkaian acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-43 tersebut juga untuk memperkuat jati diri Bangsa Indonesia melalui TMII.
“Kita tahu, pemrakasa TMII dulu mempunyai pandangan yang panjang. Yakni untuk memperkuat jati diri bangsa dengan cinta tanah air dan melestarikan budaya Indonesia. Dengan mencintai keragaman budaya, bahasa, suku, agama, ras dan golongan berarti akan memperkuat persatuan dan kesatuan Indonesia,” ungkap Direktur Utama TMII, Bambang Soesanto, saat ditemui Cendana News, di sela ziarah di Astana Giribangun, Senin (3/4/2017).
Keanekaragaman budaya di Indonesia, lanjut Bambang, semuanya terpotret secara rinci dan lengkap di setiap anjungan yang ada di TMII. Melihat konsep visioner pendiri TMII, selama hampir 20 tahun terakhir pasca reformasi, Bambang menilai, belum ada pikiran besar yang mampu menyamai apa yang telah ditorehkan Ibu Tien Soeharto beserta Presiden ke-2 Indonesia H.M. Soeharto.
“Saya rasa pikiran beliau sangat brilian dan visioner dalam membangun TMII. Kalau kita lihat selama ini belum ada pikiran besar seperti beliau yang mampu merajut budaya dari Sabang sampai Merauke menjadi satu kesatuan. Itu semua tergambarkan dalam Indonesia mini di TMII,” ulas dia.
![]() |
Direktur Utama TMII Bambang Soesanto. |
TMII, sebut Bambang, mempunyai visi dan misi yang jelas. Yakni melestarikan dan mengembangkan budaya Indonesia yang selama ini telah ada. Disamping menjadi tempat rekreasi dan wisata budaya, TMII sekaligus menjadi tempat edukasi untuk mencintai tanah air. Yakni dengan mengenali, memahami, dan melestarikan setiap kebudayaan yang ada di Indonesia.