SABTU, 15 APRIL 2017
LARANTUKA — Membanjirnya peziarah dan umat Katolik yang datang ke Kota Larantuka sejak Minggu (9/4/2017) dimanfaatkan oleh beberapa warga Kota Larantuka untuk menjual pernik-pernik perlengkapan rohani seperti baju kaus bergambar Tuhan Yesus dan Bunda Maria, Rosario, buku rohani dan lilin yang akan dipakai saat prosesi.
![]() |
Eduardus de Rosari dan Dewi sedang melayani pembeli souvenir di tempatnya. |
Saat ditemui Cendana News di Samoing Kapela Tuan Ana, Jumat (14/4/2017) Eduardus de Rosari bersama Dewi sedang menggelar dagangan di atas sebuah meja kayu. Mereka mengatakan sejak 4 tahun silam selalu berjualan perlengkapan rohani saat Semana Santa.
“Saya mulai berjualan sejak kemarin tapi masih jauh di atas jalan raya sebab dan hari ini baru berjualan di pinggir jalan dan pembeli juga lebih banyak,” ujarnya.
Edu sapaannya mengakui, semua perlengkapan prosesi diambilnya dari susteran di Sarotari dan hanya patung Tuhan Yesus dan Bunda Maria saja yang dibut sendiri oleh adik kandungnya Deni.
“Semua barang saya ambil dari susteran dan saya cuma ambil untung 5 sampai 10 ribu rupiah saja dari setiap barang yang djual dan bila tidak laku terjual akan disetor kembali,” terangnya.
Yang paling laku terjual beber Edu yakni patung buatan adiknya. Untuk ukuran kecil dijual 150 ribu rupiah sementara ukuran besarnya dijual 200 ribu rupiah. Sementara baju kaus warna hitam bergambar Tuhan Yesus dan Bunda Maria jarang sekali dibeli peziarah.
Baju kaus tersebut sambung Dewi dijual seharga 70 ribu rupiah sementara lilin yang dipakai saat prosesi dijual seharga 15 sampai 20 ribu rupiah. Banyaknya peziarah membuat dagangannya laris manis tapi sejak 2 tahun terakhir penjualan souvenir ini sedang lesu.