Nanang mengakui, kegiatan ogoh-ogoh memiliki makna yang sangat strategis, baik dari sisi keagamaan maupun budaya dan kemasyarakatan. Juga merupakan salah satu media bagi kerukunan antar umat beragama. Keberagaman agama itu sendiri adalah hal wajib yang harus diterima oleh warga masyarakat, sehingga bisa diambil hikmah untuk saling bertoleransi. Selain itu, juga upaya menanamkan makna Nyepi dengan Catur Brata Penyepian, dengan senantiasa berdoa agar alam semesta beserta isinya menjadi Shanti dan Jagadhita.
![]() |
Wakil Bupati Kabupaten Lampung Selatan, Nanang Ermanto |
Salah satu panitia, Made Sana, mengungkapkan dari sejumlah kecamatan termasuk tuan rumah, ada sebanyak 12 Sanggar Ogoh-ogoh yang telah mendaftar. Ogoh-ogoh tersebut akan diarak ke sejumlah ruas jalan di wilayah Way Panji, dengan jarak sekitar 10 kilometer. Pengarakkan Ogoh-ogoh akan digelar oleh setiap banjar atau desa pada malam pangrepukan, Senin 27 Maret 2017, jelang Nyepi 1 Saka 1939.
Selain Ogoh-ogoh ratusan siswa dari beberapa sekolah dipastikan ikut mengarak Ogoh-ogoh dengan mengenakan kostum khusus untuk memeriahkan festival tersebut. Sebab, selain kegiatan festival, panitia akan menilai kekompakan dan keindahan masing-masing Sanggar Ogoh-ogoh dan akan dipilih juara satu hingga tiga. Ogoh-ogoh yang diarak dengan menggunakan sanan atau bambu persegi yang ada di bawah Ogoh-ogoh, diangkat oleh anak-anak muda. Sementara ribuan masyarakat yang antusias menonton pengarakkan Ogoh-ogoh sudah berkumpul di lapangan sejak pagi hingga siang.
Jurnalis: Henk Widi/ Editor: Koko Triarko/ Foto: Henk Widi