SABTU, 18 MARET 2017
LAMPUNG — Alunan musik Orkes Gambus Lampung atau dikenal dengan Tengoleng, mengalun lembut mendayu-dayu dengan lagu-lagu percintaan, keindahan alam, nasib manusia serta berbagai tema lagu yang menggugah hati. Gairah akan musik dengan nuansa tradisional itu biasa tampil dalam pertunjukan-pertunjukan di beberapa kampung sekitar kaki Gunung Rajabasa.
![]() |
Orkes Gambus Tunggal Lampung |
Peminatnya masih terbatas kalangan masyarakat yang menyelenggarakan resepsi pernikahan, serta kegiatan lain yang bersifat meriah seperti syukuran atas sebuah pernikahan, khitanan serta kegiatan lainnya. Menurut salah-satu pemain musik orkes gambus Lampung, Lukman (42), grup musik tersebut diberi nama Orkes Gambus Tunggal Lampung ‘Mulang Muakhi’.
Laki-laki yang sejak kecil menyukai musik tersebut mengatakan, pergeseran musik tradisional ke musik modern membuat anak-anak muda saat ini lebih menyukai jenis musik elektone, organ atau keyboard, dengan musik yang lebih modern dan bahkan mulai meninggalkan musik-musik tradisional. Padahal, orkes Lampung sempat berjaya di era 1990-an, dan mulai meredup seiring perkembangan zaman.
Melihat kondisi tersebut, beberapa pegiat musik tradisional membentuk grup musik di bawah pimpinan Mualimin, salah-satu warga Desa Tetaan, Kecamatan Penengahan. Maka, jadilah grup orkes gambus tunggal Lampung ‘Mulang Muakhi’ itu, yang menyimbolkan kembalinya musik tradisional Lampung.
Kegelisahan akan musik-musik masa sekarang yang tidak mendidik, bahkan cenderung mengakibatkan hal-hal negatif seperti perkelahian, minuman keras hingga narkoba, membuat para pemain musik gambus tunggal Lampung mengumandangkan lagu-lagu religi, lagu nasehat serta lagu-lagu Lampung yang penuh nilai filosofi lainnya.