Tingkatkan Daya Saing, Perguruan Tinggi Pegang Peran Strategis

KAMIS, 2 FEBRUARI 2017

JAKARTA — Indonesia memiliki beberapa potensi untuk bersaing dalam era globalisasi. Seperti yang diungkapkan World Economic Forum dalam laporannya, The Global Competitiveness Report 2016-2017, potensi tersebut adalah pangsa pasar yang besar, kecanggihan berbisnis yang terus berkembang, lingkungan ekonomi makro yang kondusif, kesiapan teknologi yang memadai, dan potensi inovasi yang juga terus berkembang.

Menko PMK, Puan Maharani beri sambutan dalam Konferensi Forum Rektor Indonesia, Kamis, 2 Februari 2017. (Dok: Menko PMK) 

Pemerintah terus berupaya meningkatkan daya saing bangsa mulai dari gerakan anti pungli, debirokratisasi, deregulasi, peningkatan akses pembiayaan, dan peningkatan pelayanan publik yang semakin masif melalui Gerakan Nasional Revolusi Mental di Pemerintahan, khususnya dalam membangun Indonesia Melayani, Tertib, Mandiri, Bersih, dan Bersatu.

Hal demikian diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani, saat menjadi  panelis di Konferensi Forum Rektor Indonesia (FRI) 2017 bertema ‘Mewujudkan Amanat Konstitusi Pendidikan Nasional Melalui Peningkatan Anggaran Untuk Kualitas Riset dan Inovasi Perguruan Tinggi’, di Hotel Sultan Jakarta (2/2/2017).

Menurut Puan, peran Perguruan Tinggi menjadi sangat strategis, sebagai pusat riset dan inovasi, yang dapat berkontribusi dalam membangun perekonomian Indonesia yang berdaya saing. Salah-satu permasalahan dalam mengembangkan riset dan inovasi, baik melalui Perguruan Tinggi maupun melalui Badan Riset, adalah masih terbatasnya alokasi anggaran untuk belanja riset. Berdasarkan data, anggaran riset kita hanya sebesar 0,09 persen dari PDB Nasional. Sementara Malaysia sudah mencapai 0,39 persen, Vietnam 1,1 persen, Singapura bahkan mencapai 2 persen. Sedangkan, UNESCO merekomendasikan, bahwa anggaran belanja riset suatu negara idealnya tidak kurang dari 2 persen PDB.

Lihat juga...