Menjaga Resapan Air, Berarti Menjaga Kelangsungan Hidup Anak dan Cucu

KAMIS, 2 FEBRUARI 2017

LAMPUNG — Memiliki lahan basah di wilayah aliran air dan cekungan dengan sumber air yang melimpah, merupakan berkah bagi warga Desa Pasuruan, Lampung Selatan, Hartanto (30) dan keluarganya. Bagaimana, tidak? Di saat beberapa warga lain mengeluh kekurangan air akibat kemarau panjang dan sebagian harus membuat sumur bor berkedalaman 30-40 meter, khususnya di wilayah Desa Klaten dan Desa Pasuruan serta desa-desa lainnya, bagi Hartanto semua kesulitan itu tidak berlaku.

Hartanto

Menurut Hartanto, berdasarkan sejarah wilayahnya sejak sang ayah tinggal, wilayah tersebut merupakan daerah yang ditumbuhi oleh pepohonan sagu dan nipah dengan beberapa rawa-rawa air tawar yang ditumbuhi pepohonan besar seperti gondang, aren serta beberapa tumbuhan air. Seiring perkembangan zaman, wilayah itu berubah menjadi kampung dengan sejumlah bangunan yang didirikan di beberapa bagian.

Pembangunan yang sebagian menggunakan proses penimbunan, penggusuran kawasan tangkapan air, bahkan mata air, membuat sebagian rawa-rawa yang ada di wilayah tersebut kini hilang dan tak terlihat lagi. Perubahan itu juga terjadi dengan adanya aliran sungai alami yang sebagian sudah berubah menjadi saluran-saluran permanen menggunakan semen, sehingga beberapa sumber mata air tertimbun dan warga mengalami kesulitan untuk mencari mata air, kecuali warga yang masih tinggal di area cekungan atau dikenal dengan ‘ledok’, yang ditumbuhi oleh berbagai jenis tumbuhan air dan menjadi lokasi pemancingan, karena ledok tersebut juga menjadi habitat ikan gabus, lele dan nila.

“Kebutuhan akan perumahan dengan cara menguruk menggunakan batu dan tanah, berimbas pada lahan-lahan basah atau dikenal dengan rawa atau ledokan di sini semakin habis, dan kolam-kolam alami berubah menjadi kolam-kolam permanen. Tapi, oleh keluarga kami tetap dipertahankan, meski dengan kolam sederhana dan juga sumur seadanya, tapi airnya jernih dan tak terlalu dalam,” ungkap Hartanto, saat ditemui Cendana News di sela kesibukannya mengambil air dengan timba, karena sumber mata air yang dijadikannya sebagai belik atau sumber ari hanya sedalam 2 meter, pada Kamis (2/2/2017).

Lihat juga...