![]() |
Drs. Haryanto, Msi. |
Tren
- Titiek Soeharto Ingatkan Pentingnya Higienitas Menu MBG
- Titiek Soeharto Serahkan Bantuan Paket Sembako Pada PPL Bantul
- Titiek Soeharto Tinjau Rehabilitasi Jaringan Irigasi di Kulonprogo
- Gerakan Banteng 5.0 dan Koperasi Mahasiswa
- Gaza dan Efektivitas Boikot
- Menteri Kebudayaan Apresiasi Perayaan Akulturasi Budaya Tiongkok-Indonesia
- Menteri Kebudayaan Soroti Sinema sebagai Jembatan Budaya Global
- Beras Kadaluwarsa & Smart Commodity Dashboard
- Hari Komedi, Kukuhkan Komedi sebagai Budaya Indonesia
- Keracunan MBG: Desentralisasi Layanan & Koperasi Siswa
KAMIS 9 FEBRUARI 2017
DEPOK—Media massa di Indonesia tumbuh menjadi bagian dari perkembangan rakyat Indonesia dalam ber-demokrasi. Pers berjasa menyebarkan pemikiran dan ide-ide para tokoh kemerdekaan Bangsa seperti Tjokroaminoto Hatta, M. Yamin, serta mendorong kebangkitan dan harga diri sebagai bangsa yang merdeka. Demikian ungkap staf pengajar Fakultas Ilmu Komunikasi Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta, Drs. Haryanto, M.Si kepada Cendana News dalam rangka Hari Pers Nasional Kamis, 9 Februari 2017.
“Kehidupan media massa di Indonesia sempat digunakan sebagai corong pemerintahan pada zaman Demokrasi Terpimpin. Tetapi kesadaran pers Indonesia dan para tokohnya bahwa pers hakekatnya haruslah mengawal dan menumbuhkan kesadaran dan kebanggaan masyarakatnya tidak benar-benar padam,” tutur Haryanto.
Menurut Haryanto pada masa itu masih ada orang yang masih bisa menemukan pemikiran waras dalam koran Indonesia Raya (IR) dipimpin Muchtar Lubis yang menjaga bangsa kita untuk tetap komitmen terhadap cita sebagai bangsa merdeka. Sekalipun IR pada masanya harus dibredel oleh Presiden Soekarno, yang ironisnya adalah bapak bangsa.
Hingga 1998, media massa di Indonesia belum bisa menjadi alat demokrasi bagi bangsa Indonesia. Reformasi memberi angin segar bagi pers untuk berbicara dan menegakkan keadilan. Tetapi kali ini ‘musuh’nya adalah kebodohan anak bangsanya yang tidak dapat memilah dan memilih informasi sehingga lebih mudah diperdaya oleh berita-berita bohong. masih ada sebagian kecil media massa yang berperan menyebarkan berita bohong atau berita pelintiran demi keberpihakannya.
“Di alam demokrasi yang cenderung liberal, Pers Indonesia justru dituntut menjadi penjaga demokrasi agar tetap berada pada koridornya tidak menjadi liberal dan tidak menjadi otoriter. Sekaligus menjaga kepercayaan rakyat Indonesia terhadap independensinya dan keberpihakannya pada kepentingan rakyat yang tidak memiliki akses pada informasi, akses komunikasi, pendidikan, kesehatan,” papar pria kelahiran Jakarta 11 Oktober 1966 ini.
Alumnus Manajemen Komunikasi FISIP Universitas Indonesia Depok ini menilai hal itu terjadi karena Perjalanan media massa di Indonesia yang panjang sehingga menyebabkan media massa Indonesia menempati posisi seperti sekarang. Menurut Haryanto, saat ini media massa berhadapan dengan masyarakatnya sendiri “hal ini juga merupakan bagian dari pendewasaan bangsa ini.
“Karena ketidakmampuan bangsa kita memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi secara positif dan lebih banyak termakan hoax dan kabar burung juga karena bangsa ini tidak cukup dewasa untuk menyerap informasi yang sangat terbuka,” imbuh Haryanto lagi.
Fungsi lain media massa adalah transmisi, dalam komunikasi massa sangat erat kaitannya dengan kehidupan sosial penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan melalui media massa. Harrold Laswell mengatakan fungsi transmisi media massa adalah untuk meneruskan atau pewarisan sosial dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Hal ini berarti nilai-nilai budaya yang ditransmisi dari generasi sebelumnya ke generasi pada saat ini.
Haryanto menilai bahwa media massa di Indonesia sudah menjalankan fungsi tersebut “Tetapi belum merata. Terdapat kesenjangan antara proses transmisi oleh media tadi dengan daya serap pewarisan nilai-nilai itu di masyarakat, ” tutup dosen mata kuliah Media Relation ini.
Jurnalis: Yohannes Krishna Fajar Nugroho/Editor: Irvan Sjafari/Foto: Yohannes Krishna Fajar Nugroho/dokumentasi pribadi.
Lihat juga...