SENIN, 16 JANUARI 2017
MALANG — Kebijakan pemerintah untuk menerapkan sistem pendidikan full day school di berbagai sekolah, mengundang pro dan kontra dari masyarakat, termasuk Guru Besar Universitas Negeri Malang (UM) Prof. Mohammad Noor Syam. Menurutnya, dengan penerapan sistem fullday school itu justru menunjukkan, sistem pendidikan di Indonesia lebih mementingkan kuantitas daripada kualitas.
![]() |
Prof. Mohammad Noor Syam |
Noor Syam berpendapat, dengan sistem full day school justru akan membuat kondisi anak cepat lelah, karena mereka sudah harus berangkat sekolah sekitar pukul 06.00 WIB dan baru pulang ke rumah pukul 17.00 WIB. Apalagi, kalau peraturan tersebut diterapkan pada anak-anak Sekolah Dasar atau Menengah Pertama.
“Dengan sistem tersebut, anak-anak akan berada di sekolah hingga sore. Kalau sudah begitu, ketika mereka pulang ke rumah pasti sudah dalam keadaan capek sehingga mereka tentunya tidak akan kuat untuk belajar pada malam harinya,” ucapnya.
Noor Syam sendiri mengaku sering kasihan melihat kondisi cucunya ketika pulang sekolah terlihat sudah sangat kelelahan. Bahkan cucunya itu harus dibujuk dulu oleh ibunya, agar mau makan malam, karena kalau tidak dibujuk, biasanya akan langsung tidur, karena terlalu lelah.
“Sekali lagi saya sampaikan, dalam pendidikan itu sebenarnya yang dikejar bukan kuantitas, melainkan kualitasnya. Bagaimana sekolah dengan sistem full day school bisa berkualitas, kalau muridnya sendiri loyo atau kelelahan?,” tegas Noor Syam, mebari mengimbuhkan, jika seharusnya Menteri Pendidikan tidak boleh menerapkan sistem yang hanya baik menurut dia, tetapi belum tentu baik bagi kejiwaan dan kesehatan anak.
Jurnalis : Agus Nurchaliq / Editor : Koko Triarko / Foto : Agus Nurchaliq