“Kalau tahun ini memang agak berkurang dan tahun lalu saya berjualan di daerah lain karena mencoba peruntungan di sini sebagian juga sudah habis dibeli lalu dilepaskan oleh umat yang sembahyang di Vihara Kalianda ini,” ungkap Ahmadi.
Fengsheng, Wujud Menghargai Kehidupan
Sementara itu, Kepala Vihara Dharma Sasana Kalianda Lampung Selatan, Gunawan Salim menyebutkan, ritual melepas hewan atau disebut Fengsheng, dimana membeli hewan kemudian melepasnya lagi dipandang sebagai sebuah simbol ajaran yang sangat menghargai kehidupan dan tidak membunuh makhluk hidup.
Ritual tersebut biasanya dilakukan setelah melakukan persembahyangan dengan menyalakan lilin dan hio di tempat persembahyangan (jin lu) yang ada di bagian dalam dan luar Vihara Dharma Sasana Kalianda Lampung Selatan tersebut. Sebagai sebuah satu satunya vihara yang ada di Kalianda sebagian umat sudah merayakan pergantian tahun sejak semalam sementara pada Sabtu (28/1) dilakukan persembahyangan.
![]() |
Suasana dalam Vihara Dharma Sasana Kalianda |
Sebagian sesaji yang ada di Vihara dengan dominasi warna merah tersebut juga terdapat kue keranjang dan buah apel serta buah jeruk mandarin. Sebagian warga keturunan Tionghoa bahkan hingga siang terus berdatangan di vihara untuk berdoa dengan menyalakan lilin yang sudah diberi nama sesuai dengan nama yang didoakan dan tertulis dalam kertas pada lilin tersebut. Setelah melakukan kegiatan persembahyangan langsung saling mengunjungi di rumah kerabat terdekat.
Jurnalis : Henk Widi / Editor : ME. Bijo Dirajo / Foto : Henk Widi