Kampung Ketandan, Kompleks Pemukiman Kaum Tionghoa Pertama di Yogyakarta

SABTU, 28 JANUARI 2017

YOGYAKARTA —  Bicara tentang masyarakat Tionghoa di Yogyakarta, memang tak bisa dilepaskan dari kampung Ketandan. Kampung yang berada di kawasan Malioboro tepatnya di sisi timur Jalan Margomulyo atau sebelah utara Pasar Beringharjo ini merupakan salah satu pusat pemukiman warga Tionghoa tertua di Yogyakarta.

Kampung Ketandan

Keberadaan kampung Ketandan, tak bisa dilepaskan dari dua pusat kegiatan ekonomi di kawasan tersebut yakni Jalan Malioboro dan Pasar Beringharjo. Sejarawan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Sumardiyanto menyebutkan, pada masa awal pendiriannya, kampung Ketandan merupakan kompleks tempat pemukiman para penguasa pasar Beringharjo dari kalangan Tionghoa.

“Penguasa pasar dari kalangan Tionghoa pada zaman dahulu biasa disebut ‘Tondo’. Mereka bermukim tepat di sebelah utara pasar. Sehingga kompleks itu oleh orang Jawa disebut ‘Ketandan’, “ujarnya.

Sejarah berdirinya kampung ketandan, dikatakan membuktikan bahwa sejak dahulu, warga Tionghoa memang memiliki peranan besar dalam perkembangan pusat-pusat ekonomi di kota Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya pemukiman-pemukiman Tionghoa di kawasan tersebut, seperti Pajeksan dan Beskalan. Bahkan juga hingga ke bagian Jogja Utara yakni kawasan Kranggan.

Selain berdagang, kaum Tionghoa sejak dahulu juga dikenal menguasai bidang ekonomi lain seperti membuka tempat-tempat gadai hingga tempat pembayaran pajak.

Hingga saat ini, kawasan kampung Ketandan sendiri masih banyak dihuni oleh kalangan Tionghoa. Mereka umumnya hidup dengan menggeluti bidang niaga. Hampir semua bangunan di kawasan ini merupakan rumah toko (ruko) yang digunakan sebagai tempat berjualan sekaligus tempat tinggal.

Lihat juga...