Kaum Muda Katolik Pasuruan Lampung Selatan Buat Pohon dan Goa Natal dari Bahan Bekas

MINGGU, 18 DESEMBER 2016

LAMPUNG — Semangat kesederhanaan dalam menyambut kelahiran Isa Al-Masih bagi umat Kristiani di Lampung Selatan diwujudkan dalam menyongsong Natal 2016 mendatang. Salah-satunya dengan memanfaatkan berbagai barang bekas yang diperoleh dari mengumpulkan dari rumah setiap umat Katolik yang ada di wilayah tersebut.
Pohon dan Goa Natal dari bahan bekas.
Barang-barang bekas tersebut, menurut salah satu pengurus Orang Muda Katolik (OMK) Stasi Pasuruan, Bernadus Median, digunakan untuk membuat pernak-pernik Natal, seperti ciri khas umat Katolik yang selalu menghadirkan Goa dan Pohon Natal di dalam gereja. Median yang ditemui Minggu (18/12/2016), menerangkan, setiap perayaan Natal konsep pembuatan Goa dan Pohon Natal selalu berbeda, tergantung tema dan semangat Natal setiap tahunnya.
Adapun bahan-bahan bekas untuk pembuatan Pohon dan Goa Natal tersebut berupa gelas bekas air mineral, kertas semen, cat warna serta berbagai alat yang digunakan untuk membentuk Pohon dan Goa Natal, seperti benang, lem dan alat lain, sudah disiapkan sejak sebulan lalu. Untuk mengumpulkan barang-barang bekas itu, seluruh anggota OMK berkeliling dari rumah ke rumah setiap umat Katolik untuk meminta sumbangan kertas semen bekas dan gelas plastik bekas.
“Sebagian sengaja mengumpulkan dengan cara membeli dari tukang rongsokan, namun sebagian kita kumpulkan dari umat sambil meminta bahan-bahan lain yang bisa digunakan,” ungkap Median.
Menurutnya, proses pembuatan hiasan atau ornamen Natal selalu dilakukan dua pekan sebelum perayaan Natal. Proses pembuatan dilakukan secara bersama oleh puluhan anggota OMK, dimulai dari membuat kerangka Goa Natal yang biasanya dibuat dari bambu, besi serta kerangka untuk Pohon Natal yang terbuat dari besi dan bambu. Kerangka yang sudah disiapkan tersebut selanjutnya dirangkai untuk membentuk sebuah goa lengkap dengan sebuah kandang yang menggambarkan tempat kelahiran Isa Al-Masih atau Yesus Kristus di sebuah kandang hina para gembala. 
Gambaran akan suasana kelahiran Isa Al-Masih tersebut diperlihatkan dengan menempatkan patung para penggembala, bintang menyala terang, lengkap dengan patung malaikat serta suasana alam lingkungan para gembala. Pohon Natal sebagai pelengkap atau dikenal dengan pohon terang tersebut juga diletakkan di sampingnya, berdampingan dengan Goa Natal yang melengkapi ornamen Natal di Gereja Santo Petrus dan Paulus yang masih cukup sederhana tersebut.
Goa Natal dari kertas semen dan bahan-bahan bekas.
Median mengatakan, kesederhanaan yang ingin ditampilkan tersebut sekaligus mengaplikasikan yang tertulis dalam Alkitab, bahwa Isa Al-Masih dilahirkan dalam kesederhanaaan dan bisa menjadi pelajaran bagi anak-anak sekolah Minggu yang rata-rata usia Sekolah Dasar (SD). Gambaran kesederhanaan jauh dari kesan mewah akan suasana Natal tersebut juga digambarkan dengan penggunaan alat-alat atau bahan bekas untuk ornamen Natal. Dalam dua pekan, berbagai ornamen Natal terbuat dari bahan-bahan bekas itu dipastikan sudah selesai.
“Saat malam perayaan Natal akan disemarakkan lagi dengan tambahan lampu-lampu Natal, lengkap dengan lilin Natal sehingga suasana khidmad, khusuk saat merayakan Natal semakin terasa,” ungkap Median.
Ia juga mengungkapkan, saat ini umat Katolik masih mengikuti masa penantian dalam masa yang disebut Masa Adven Minggu IV. Suasana kesederhanaan dengan penggunaan bahan-bahan bekas untuk ornamen Natal tersebut juga akan dilengkapi dengan kepedulian anak-anak Sekolah Minggu, OMK dengan membuat kotak Aksi Puasa Pembangunan (APP). Kotak APP tersebut merupakan bentuk donasi yang akan digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial dan akan dikumpulkan bertepatan dengan perayaan Natal pada 25 Desember mendatang.

Jurnalis : Henk Widi / Editor : Koko Triarko / Foto : Henk Widi

Lihat juga...