Dorong Kualitas Tenaga Kerja, Menteri Pemberdayaan Perempuan Berikan Pelatihan

MATARAM — Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise mengatakan, hingga saat ini kualitas Tenaga Kerja Indonesia (TKI) terutama tenaga kerja perempuan masih sangat memprihatinkan, itu sebab daya saing juga menjadi rendah karena menyangkut masalah kompetensi dan ketrampilan yang dimiliki.

Hal tersebut disampaikan Yohana saat membuka acara Pelatihan calon tenaga kerja perempuan program wanita Indonesia hebat di kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes), Yayasan Rumah Sakit Islam (Yarsi) Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (20/6/2016).

Kebanyakan pekerja terutama pekerja perempuan yang dikirim Indonesia selama ini masih berupa tenaga yang bekerja di sektor non formal seperti pembantu rumah tangga (PRT) yang rawan menjadi korban tindak kekerasan dan pelanggaran HAM.

“Karena itulah untuk menghasilkan calon tenaga kerja perempuan profesional, Kementerian Pemberdayaan Perempuan bersama Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja (BNP2T) Disnakertrans RI berupa pelatihan baik terkait kompetensi maupun bahasa” kata Yohana.

Ia mengungkapkan dalam beberapa kali melakukan pertemuan dengan sejumlah Duta Besar negara sahabat, mereka membutuhkan banyak tenaga kerja perempuan, tapi tenaga kerja profesional sebagai perawat lansia dan untuk bekerja di panti jompo.

Duta besar Dubai, misalkan mau menerima. tenaga kerja asal Indonesia sebanyak mungkin, berapapun dikirim akan diterima, dengan catatan ternaga kerja yang dikirim merupakan tenaga kerja berkualitas, profesional dan memiliki kompetensi.

“Ratusan calon tenaga kerja perempuan tersebut nantinya akan mengikuti pelatihan kompetensi dan kemampuan bahasa selama tiga bulan, selanjutnya kalau lulus dan memenuhi persyaratan akan dikirim, jadi ada proses seleksi juga, meski pelatihannya gratis” ungkapnya

Ditambahkan, ratusan peserta pelatihan calon ternaga perempuan profesional yang akan dilatih sekarang merupakan tenaga perempuan bidang kesehatan, dengan kualifikasi pendidikan D III dan S1 Kebidanan dan Kesehatan. (Turmuzi)