MINGGU, 1 MEI 2016
SURABAYA — Taman Harmoni yang memiliki nama lain Taman Sakura dan Taman Keputih ini memang istimewa. Pasalnya, tempat ini awalnya sebuah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan gersang, kini berubah menjadi taman yang rimbun dengan berbagai macam tanaman, mulai dari semak, perdu, berbagai jenis bunga dan pohon.

Surabaya yang terkenal memiliki banyak taman seperti taman persahabatan, taman prestasi, taman ekspresi, taman sulawesi, taman lansia dan sederet nama taman lainnya, ternyata menarik keingintahuan Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarno Putri.
Saat Mega mampir di Surabaya, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini pun tidak ingin membuang kesempatan, langsung mengajak Mega untuk berkunjung ke Taman Harmoni, Minggu (1/5/2016).
Keduanya didampingi para petinggi partai kemudian berkeliling di Taman Harmoni. Nampak sesekali Mega -sapaan akrab Megawati bertanya kepada Risma -sapaan akrab Tri Rismaharini jenis-jenis bunga yang ditanam di Taman Harmoni.
“Ini bunga merak-merakan bu kalau disini, kalau Ibu nyebutnya apa ya bu,” ujar Risma sembari tersenyum. Mega pun menjawab. “Iya sama di Jakarta namanya juga merak-merakan,” jelasnya sembari membawa biji bunga merak-merakan untuk dijadikan koleksi.
Setelah melihat bunga merak-merakan, mereka pun beranjak melihat bunga batavia, bunga sepatu dan bunga sakura yang berada di ujung timur taman. Tampak jelas Mega mengagumi taman Harmoni.
Setelah puas berkeliling, tak lupa Risma pun menunjukkan hutan bambu yang berada disepanjang Taman Harmoni.
Risma menerangkan awalnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Keputih ini tidak bisa ditanami tumbuhan apapun. Kemudian Risma mencoba menanam bambu disepanjang jalan dan tumbuh. Tidak tahunya malah bagus dan semakin menambah estetika.
“Ini bentuknya bergerombol karena nanamnya di-base bu dan masih satu jenis bambu. Nanti rencananya mau kita tambah dengan jenis bambu lain supaya kelihatan menarik,” papar Risma disambut dengan anggukan oleh Mega.
Menurut Risma ada tiga alasan kenapa mengajak Mega bertandang ke taman Harmoni, pertama karena area taman yang luas, kedua karena Mega senang sekali dengan tanaman.
“Dan ketiga karena ini bekas Tempat Pembuangan Akhir (TPA),” ujarnya kepada media saat ditemui di lokasi.
Mega menambahkan meski kondisi taman Harmoni belum maksimal, tapi sudah bisa membayangkan jika taman ini dipelihara dengan baik dan betul, maka akan jadi tempat rekreasi masyarakat.
“Taman itu tempat rekreasi murah meriah. Tempat rekreasi bukan selalu tempat mewah,” jelasnya.
Menurutnya taman merupakan tempat pembudayaan dan pendidikan bagi anak-anak untuk mencintai tanaman dan pohon.
“Karena saya tidak bisa membayangkan kalau tiba-tiba Indonesia gundul jadi padang pasir, makanya seperti ini harus dikumpulkan (sambil menunjukkan biji merak-merakan) sebagai koleksi tanaman,” pungkasnya. (Charolin Pebrianti).