MINGGU, 24 APRIL 2016
KAPUAS HULU — Rumah Betang Baligundi yang didirikan pada 31 Juli 1996 silam terletak di Desa Sibau Hulu, Kecamatan Putussibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat yang dihuni sub suku Dayak Taman ini memiliki berbagai tradisi. Bangunan yang memiliki panjang sekitar 140 meter dengan memiliki 33 bilik diisi oleh 46 Kepala Keluarga (KK).
![]() |
Rumah Betang Baligundi |
Menaiki tangga didesain unik yang memiliki nilai arsistektur unik di rumah betang ini. Sejumlah penghuni rumah betang ramah menyapa para rombongan yang datang. Minuman Tuak (minuman tradisional Dayak) yang disajikan oleh setiap anggota keluarga tak boleh dilewatkan.
Tidak hanya itu, selain dari minuman tradisional. beberapa dari mereka sudah menyiapkan berbagai macam kreasi kerajinan yang mereka miliki dari hasil kreasi dari tangan-tangan terampil. Cinderamata yang satu ini ternyata cukup menyita perhatikan rombangan yang berkunjung kerumah betang. Dengan warna-warni cukup memanjakan mata untuk memilikinya. Anyaman manik namanya.
Supinah, sang perajin anyaman manik-manik itu. Wanita berusia 55 tahun ini menuturkan, menganyam manik-manik bagi perempuan Dayak biasanya dilakukan saat mengisi waktu luang ketika tidak berladang. Kebudayaan yang diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang mereka.
“Ini sudah lama saya menganyam manik-manik. Ini memang sudah menjadi tradisi kami di sini. Anak saya itu dari SD sudah diajarin untuk membuat anyaman manik-manik ini. Anyaman manik-manik itu adalah budaya kami disini. Sekarang dia sudah bisa menganyam dengan telaten,” tuturnya, penuh semangat, Minggu (24/4/2016).

Tetua Adat Dayak Kecamatan Putussibau Utara, Yohanes Kombongsuka, mengatakan saat ini generasi terus menerus gerus oleh zaman. Rumah betang memiliki ciri khas.
“Tangga satu itu rasa kebersamaan. Rumah tanpa nomor pun itu juga rasa kebersaamaan,” ucapnya.(Aceng Mukaram)