Turunnya Harga BBM Belum Pengaruhi Tingkat Pembelian di SPBU

SELASA, 1 MARET 2016
Jurnalis : Henk Widi / Editor : ME. Bijo Dirajo/ Sumber Foto: Henk Widi 

LAMPUNG — Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh PT Pertamina (Persero) untuk jenis bahan bakar pertamax dan pertalite tak berimbas pada kenaikan jumlah pembeli yang datang ke sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di wilayah Lampung. Berdasarkan pantauan media Cendananews.com di SPBU 24.335 Simpang Raya di Desa Sukabaru, SPBU Garuda Hitam di Desa Bakauheni, SPBU Menara Siger Bakauheni terlihat sepi dari pembeli yang hendak membeli Bahan Bakar Minyak (BBM).
Mengisi BBM
“Pembelinya juga standar dan masih seperrti hari biasa, karena memang penurunan yang dilakukan juga tidak begitu besar, sejak pagi rata-rata puluhan kendaraan roda dua dan roda empat yang datang,”ungkap Ami, salah  satu operator dispenser di SPBU Garuda Hitam kepada Cendana News, Selasa (1/3/2016).
Ia bahkan mengungkapkan, kondisi ramainya pembeli BBM ke SPBU yang terjadi saat pagi hari nyaris sama pada hari biasa sebelum harga BBM diturunkan. Ia mengakui konsumen sebagian besar merupakan pemilik kendaraan bermotor yang baru saja turun dari kapal di Pelabuhan Bakauheni Lamnpung Selatan yang akan melakukan perjalanan ke sejumlah tempat di Sumatera.
Sementara itu warga Penengahan, Abdul (34) mengaku penurunan BBM dirasakan tidak berpengaruh baginya sebagai tukang ojek, sebab penurunan dilakukan pada jenis BBM Pertalite dan Pertamax. Ia mengungkapkan Penurunan harga BBM dengan research octane number (RON) 92 dan 91 ini rata-rata Rp.200 per liter tersebut masih dirasa belum cukup besar bagi masyarakat.
“Bagi kalangan tertentu mungkin tepat, namun bagi kalangan bawah seperti kami yang sehari hari mengojek tentunya tidak berpengaruh signifikan karena kami menggunakan premium,”ungkap Abdul.
Berdasarkan informasi harga pertamax di wilayah Provinsi Lampung mulai hari ini turun Rp.200 per liter. Sesuai perubahan dari pertamina, per tanggal 1/3/2016 ini, harga Pertamax yang sebelumnya dari Rp.8.800 per liter, kini menjadi Rp.8.600 per liter. Kemudian untuk Pertalite dari harga Rp.7.800 kini menjadi Rp.7.700.
Sementara untuk harga Pertamina Dex dari Rp.9.400 turun menjadi Rp9.200 (curah) dan Solar non Subsidi kini menjadi Rp.8.200 per liternya.
Penurunan harga tersebut pun ditanggapi oleh pengawas SPBU di Kalianda, Arman (34) ia mengaku sering terjadinya perubahan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) cukup membuat para pengusaha di bidang ini kebingungan.
“Pengusaha jadi bingung karena harganya naik turun. Hal ini memengaruhi perputaran modal. Kalau pas stok yang dibeli dengan harga mahal banyak, jadi pas harga turun kami jadi merugi,” ungkap Arman.
Arman menegaskan, pihaknya selalu melakukan penyesuaian harga dengan Pertamina pusat. Namun sayangnya, terutama untuk BBM non subsidi penyesuaian harganya dilakukan setiap minggu atau setiap bulan.
“Bahkan bisa per hari berubah harganya. Ini yang kadang membuat bingung dan tidak memberi rasa tenang dan terkadang imbasnya juga tidak terlalu dirasakan untuk penurunan kebutuhan lainnya,” kata dia.
Berbeda dengan para pengusaha, penurunan harga BBM ini menurut Arman tak terlalu berpengaruh di masyarakat. Ia mengungkapkan banyak masyarakat yang tak terlalu memperhatikan naik atau turunnya harga, apalagi hanya selisih Rp.100-200 saja. Meski begitu ia menegaskan tetap memberikan informasi terkait penurunan harga ini ke konsumen yang belum tahu. Langkah yang dilakukan diantaranya mengganti daftar harga lama dengan harga baru dan memasang brosur atau spanduk di area SPBU.
Lihat juga...