SELASA, 1 MARET 2016
Jurnalis: Charolin Pebrianti / Editor : ME. Bijo Dirajo / Sumber foto: Charolin Pebrianti
SURABAYA — Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jawa Timur) menggelar seminar nasional bertemakan ‘Kembali ke Pancasila’ dengan pembicara ada Hasto Kristyanto, Eep Saifullah Fatah, Soekarwo dan Said Aqil Siraj. Keempatnya membahas kaitannya pengaruh antara pancasila dan Islam bagaimana keterkaitannya dan hubungannya.
![]() |
Seminar Nasional Kembali ke Pancasila |
Hasto Kristianto menerangkan, proses kelahiran Pancasila 1 Juni 1945 yang dicetuskan oleh Soekarno bertujuan untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan pancasila.
“Rasa nasionalisme harus tertanam kokoh didalam sanubari rakyat Indonesia,” tegasnya ditengah-tengah seminar, Selasa (1/3/2016).
Menurut Hasto, Pancasila memiliki banyak fungsi, diantaranya membebaskan dari imperialisme dan kapitalisme, mengajarkan kepada gotong royong, demokrasi berdasarkan hikmat dan kebijaksanaan dan perkembangan yang baik dalam politik ekonomi.
Selain itu Said Aqil Siraj menambahkan, dalam membangun umat dan mengelola kemajemukan diperlukan pondasi Pancasila. Meski sebagai seorang ulama harus memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.
“Pancasila bisa menjadi pemersatu bangsa meski berbeda agama, suku dan ras,” pungkasnya.
Dalam seminar nasional ini diambil lima kesepakatan, pertama, fakta pluralitas dan multikulturalitas negeri ini membutuhkan perangkat ideologi yang mendukungnya agar negara-negara menjadi kokoh dan kuat.
Kedua, Pancasila adalah ideologi bangsa yang tidak bisa dihindarkan bagi bangsa Indonesia dan merupakan kalimatun sawa’ (titik temu) semua elemen bangsa. Karena itu, Pancasila dipilih sebagai dasar negara.
Ketiga sebagai dasar negara, Pancasila berfungsi sebagai solusi dan jalan keluar ketika muncul masalah-masalah kebangsaan dan kenegaraan.
Keempat untuk memahami Pancasila sebagai solusi, pemahaman Pancasila harus diletakkan dalam konteks sejarah perjuangan Indonesia.
Dan kelima dalam pidato Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 adalah fakta sejarah yang tak dapat disangkal dan Soekarno adalah penggali Pancasila. Agar momen kesejarahan itu tak hilang maka 1 Juni harus dikukuhkan sebagai Hari Kelahiran Pancasila.