SABTU, 26 MARET 2016
Jurnalis: Charolin Pebrianti / Editor : Fadhlan Armey / Sumber foto: Charolin Pebrianti
SURABAYA — Puluhan siswa SLTP dan SLTA, se-Kota Surabaya bersama Dinas Pendidikan (Dispendik) setempat mendatangi Kantor Wali Kota Surabaya, Sabtu (26/3/2016).
![]() |
Puluhan Perwakilan Siswa Se- Kota Surabaya Datangi Kantor Wali Kota |
Kedatangan siswa ini bermaksud agar Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini bisa menjadi mediator para siswa untuk menemui Presiden Republik Indonesia (RI), mereka memohon agar pengelolaan sekolah yang sebelumnya dipegang oleh Pemerintah Kota (Pemkot) tidak diserahkan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov).
“Kami datang kesini sembari membawa 33.130 surat yang ditulis tangan oleh para siswa dan ingin menyampaikan surat-surat tersebut ke presiden,” terang Ketua Organisasi Pelajar (Orpes) se-Kota Surabaya, Prasetyo kepada wartawan di Ruang Sidang Wali Kota Surabaya, Sabtu (26/3/2016).
Surat yang berisikan harapan para siswa tersebut meminta, agar pengelolaan sekolah tetap dikelola oleh Pemkot karena selama ini Pemkot membantu dana pendidikan melalui Biaya Operasional Pendidikan Daerah (Bopda) sehingga Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) mereka gratis kini terancam bayar.
“Kasihan teman-teman yang kurang mampu, mereka mau bayar SPP bagaimana, jadi kami ingin membantu sebisa mungkin agar pengelolaannya tetap di Pemkot Surabaya,” tegasnya.
Perwakilan siswa dari Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 6 Surabaya, Aryo Seno Baskoro juga berharap dengan pengelolaan pendidikan dipegang Pemkot bisa menjadi jalan bagi siswa yang kurang mampu untuk bisa bersekolah dengan sebaik-baiknya.
“Harapannya pengelolaan tetap di Pemkot supaya adik-adik kelas saya juga bisa tetap bersekolah. Saya harap Bu Risma bisa menjadi mediator kami untuk menyampaikan surat ini ke presiden,” cakapnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Ikhsan menambahkan, Ia mengaku bangga dengan para siswa ini, karena memiliki kepedulian yang tinggi terhadap adik kelas mereka.
“Ada dua pembelajaran yang kami dapat dari anak didik kami, pertama mereka punya kepedulian yang luar biasa dan kedua pelajaran demokrasi,” cakapnya.
Menurut Ikhsan selama ini yang berjuang tidak hanya orang tua namun juga dari para siswa sendiri. Dengan adanya banyak dukungan diharapkan pengelolaan pendidikan tetap dibawah Pemkot terutama untuk Kota Surabaya.
“Rasa peduli terhadap temannya yang tidak mampu sekaligus nasib adik kelasnya ini patut diapresiasi oleh karenanya kami menjadi mediator agar mereka bisa menemui bu Wali,” pungkasnya.
Siswa menunjukkan salah satu surat