SABTU, 5 MARET 2016
Jurnalis: Zulfikar Husein / Editor : ME. Bijo Dirajo / Sumber foto: Zulfikar Husein
Hampir setiap akhir pekan Museum Aceh, yang terletak di ibu kota provinsi selalu ramai dikunjungi para wisatawan. Baik lokal hingga asing, terutama pelancong asal Malaysia.
![]() |
Rumah Adat di Museum Aceh |
“Hampir setiap hari ada pengunjung, kalau Sabtu Minggu itu ramai pengunjung dari Malaysia. Mereka biasa datang berombongan dua sampai tiga bus pariwisata,” ujar Nissa, salah seorang penjaga loket tiket masuk museum, kepada Cendana News, Sabtu (5/3/2016).
Menurut Nissa, tamu dari negeri tetangga tersebut sangat mengagumi sejarah Aceh. Biasanya, para pelancong tidak hanya ke Museum Aceh, namun juga ke sejumlah lokasi sejarah lainnya, seperti Makam Syiah Kuala, dan Masjid Raya Baiturrahman.
Nissa menambahkan, Museum Aceh dibuka setiap hari, kecuali hari Senin dan setiap hari libur nasional dan ramai dikunjungi pelancong dari berbagai daerah dan negara, diantaranya Eropa seperti Perancis, Belanda, dan juga wisatawan dari Tiongkok.
“Kita buka setiap hari kecuali Senin sama hari libur nasional. Setiap hari ada yang datang, ada yang dari Perancis, Belanda, Cina dan juga dari negara-negara lain, kalau mereka tidak ramai paling dua atau tiga orang,” katanya.

Museum Aceh yang didirikan pada masa pemerintahan Hindia Belanda tersebut banyak terdapat benda-benda bersejarah. Terutama sejarah-sejarah mengenai perjuangan orang-orang Aceh pada zaman dulu serta sejarah suku-suku bangsa asli yang mendiami bumi Serambi Mekkah.
Selain bangunan museum yang menyimpan banyak benda bersejarah, di sana juga terdapat Rumoh Aceh (rumah adat Aceh, red). Di dalam rumah panggung tersebut juga menyimpan berbagai macam benda bersejarah juga cerita perjuangan salah seorang pejuang perempuan, Tjut Nyan Dhien.
Selain itu, juga terdapat Kompleks Makam Raja-raja Aceh Keturunan Dinasti Bugis yang menjadi salah satu daya tarik para pengunjung. Makam raja dan ulama yang diperkirakan pada akhir abad ke-15 tersebut menjadi salah satu peninggalan sejarah dan benda purbakala.
![]() |
Makam raja-raja keturunan Bugis |
Untuk dapat menikmati dan belajar sejarah langsung di Museum Aceh, para wisatawan lokal dapat merogoh kocek Rp3.000. Sementara wisatawan asing Rp5.000, dan Rp1.000 hingga Rp2.000 untuk katagori anak-anak.