PT DI Rangkai N219, Interkoneksi Pulau Terpencil Segera Terwujud

SENIN, 29 FEBRUARI 2016
Jurnalis: Rianto Nudiansyah / Editor : ME. Bijo Dirajo / Sumber foto: Rianto Nudiansyah

BANDUNG — Kepala Divisi Pengembangan Bisnis PT Dirgantara Indonesia (PT.DI),  Ade Yuyu Wahyuna berharap, pesawat buatan Indonesia bisa beroprasi maksimal di negeri sendiri. Hal ini menitikberatkan kepada penerbangan perintis antar dan intra pulau yang terisolir.
Pesawat N219
“Kalau pesawatnya buatan Indonesia kan indah,” ujar Ade di Bandung, Senin (29/2/2016).
Disebutkan, prototipe pesawat jenis N219 yang saat ini tengah dirangkai diproyeksikan untuk menghubungkan pulau terpencil di nusantara. 
“Pertengahan Juni ini mungkin akan terbang perdana. Kita akan tes dulu,” sahutnya.
Dia menepis anggapan bahwa transportasi udara biasanya terbilang membebani masyarakat, mengingat biaya oprasionalnya praktis akan lebih besar. Dicontohkan, mayoritas masyarkat Indonesia di bagian Timur, justru lebih akrab dengan transportasi udara, sebab tak semua daerah yang mudah dilalui jalur darat.
“Kita ini pernah hitung hanya di bawah 10 juta untuk operasional perjamnya, jadi bagus untuk dijualnya. Jadi satu rute 200 ribu 300 ribu kan buat pesawat masih oke,” bebernya.
Sekalipun baru tahap prototipe, pesawat N219 ini dia sampaikan sudah banyak pihak yang memesan. Bahkan yang sudah masuk order, ada 150 pesawat. Namun bukan tanpa kendala, pihaknya  sedang memutar otak untuk merampungkan produksi tahap awal.
“Saya sedang berfikir bagaimana caranya, kita pertahun itu akan start enam unit dulu, kemudian nanti 12 lalu 24. Jadi kita akan buat berapa line production, karena bisa jadi untuk satu tahun ini kita harus melayani pesanan sampai 16 pesawat,” ujarnya.
Lanjut dia, selain gencar mendukung kebutuhan transportasi udara untuk ke daerah terpencil, pihaknya juga menyokong Alat utama sistem senjata (Alutsista) dan Alat Material Khusus (Almatsus) untuk kebutuhan TNI dan Polri.
“Memang kita ini selain badan usaha milik negara Industri startegis, kita juga kan bertugas sebagai industri pertahanan,” pungkasnya.
Lihat juga...