Pengganti Pupuk, Limbah Popok Bayi Dimanfaatkan untuk Tanam Palawija

KAMIS, 18 FEBRUARI 2016
Jurnalis: Aceng Mukaram / Editor : ME. Bijo Dirajo / Sumber foto: Aceng Mukaram

PONTIANAK — Sempitnya lahan pekarangan rumah di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat bukan suatu halangan bercocok tanam bagi pemuda berusia 35 tahun yang tinggal di Kecamatan Pontianak Kota. Meski hanya seluas 2x8meter, namun bisa ditanami cabe rawit, cabe keriting, dan waluh (Cucurbita).
Berkebun di lahan sempit
Hal unik dilakukan Yudi dalam mengakali lahannya yang sempit, dengan memanfaatkan limbah popok bayi sebagai pupuk yang dimasukan kedalam polibag digabung dengan tanah, setelah tiga bulan berjalan, ia dapat memanen hasil kebunnya.
“Saya berpikir kenapa popok bayi dibuang cuma-cuma. Dari situlah saya ada ide untuk mengumpulkan popok bayi. Saya simpan dan saya masukan ke dalam polibek,” ujar Yudi, ditemui,Kamis (18/2/2016).
Bermula dari sekedar mencoba, namun berhasil, Yudi pun mulai menerapkan pola tanam uniknya. Ia keliling komplek perumahan dan mengambil sisa popok bayi yang dibuang di tong sampah. 
“Polibek dan bibit cabai, waluh, dan cabe keriting saja yang saya beli. Tanah dari parit saya ambil,” ucapnya.
Menurut Yudi, dengan menananam di lahan pekarangan yang sempit inilah justru menjadi daya tarik sendiri. Ia bisa memanfaatkan waktu luang setelah pulang bekerja disebuah perusahaan swasta.
 “Pulang kerja jadi ada mainan ini,”sebuntya.
Saat ini, Yudi sudah tidak pernah lagi mengeluarkan uang untuk pembelian cabe. Ia mencoba untuk menerapkan teknik tersebut untuk bertanam yang lain.
“Ini malah subur. Cepat berbuah. Saya hanya menyiram aja setiap harinya,” ucapnya.
Lihat juga...