Nyale Dipercaya Sebagai Jelmaan Putri Mandalika

MINGGU, 28 FEBRUARI 2016
Jurnalis : Turmuzi / Editor : ME. Bijo Dirajo /  Sumber Foto: Turmuzi

LOMBOK — Pesta bau Nyale (menangkap cacinglaut) pertama kali muncul dari mitos yang berkembang di tengah masyarakat tentang putri Mandalika, putri dari salah seorang raja agung dan bijaksana di Pulau Lombok yang pada waktu itu terkenal akan kecantikannya sampai pelosok Pulau.
Salah satu rangkaian upacara pesta bau nyale saat putri Mandalika hendak menceburkan diri ke laut di pantai seger, Kabupaten  Lombok Tengah
Tokoh adat sekaligus tokoh agama dan masyarakat Kabupaten Lombok Tengah, Jide (Almarhum) yang pernah Cendana News wawancarai beberapa waktu lalu mengisahkan, kecantikan putri Mandalika tersebut juga sampai ke telingan sejumlah raja dan pangeran sejumlah kerajaan Pulau Lombok dan berlomba – lomba mengajukan lamaran untuk bisa mempersuting putri Mandalika sebagai permaisuri.
Persaingan bahkan sudah mengarah pada perselisihan dan permusuhan di antara para raja dan pangeran yang ingin mempersunting Putri Mandalika
“Melihat banyak perselisihan di antara raja dan pangeran yang ingin mempersunting dirinya, membuat Putri Mandalika menjadi sedih dan bingung dan pada suatu malam mendapat wangsit untuk menceburkan diri ke laut” kata Jide pada waktu itu di Lombok Tengah
Dikatakan, pada waktu itu putri Mandalika kemudian mengumpulkan segenap rakyat Pulau Lombok, seluruh raja dan pangeran yang bersaing memperebutkannya di kawasan pantai Selatan Pulau Lombok. Dihadapan rakyat, raja dan pangeran tersebut putri Mandalika mengatakan, demi menghindari pertumpahan darah di antara para raja dan pangeran dirinya memutuskan menceburkan diri ke laut dan berpesan kepada rakyatnya hanya akan bisa menemukan dirinya pada bulan 10 tanggal 20 berdasarkan perhitungan kalender masyarakat suku Sasak Lombok termasuk kalender perhitungan islam sasak.
Usai berbicara, putri mandalika kemudian menceburkan diri ke laut dan berubah menjadi nyale (sejenis cacing laut) dan setiap bulan 10 tanggal 20 perhitungan kalender Sasak, masyarakat Pulau Lombok rutin menggelar upacara dan pesta bau nyale sebagai perwujudan dari putri Mandalika.
“Cara mengkap nyale oleh masyarakat juga unik, yaitu dengan berteriak di tengah laut menyebut putri mandalika yang perwujudannya dalam bentuk nyale supaya keluar untuk ditangkap dan dimakan warga,”tutup ungkapnya.
Lihat juga...