MINGGU, 28 FEBRUARI 2016
Jurnalis : Ferry Cahyanti/ Editor : ME. Bijo Dirajo / Sumber Foto: Ferry Cahyanti
BALIKPAPAN — Momen gerhana matahari total (GMT) pada 9 maret mendatang belum memberikan pengaruh signifikan pada tingkat hunian kamar atau okupansi hotel-hotel di Balikpapan.
![]() |
Ketua PHRI Balikpapan, Yulidar Gani |
“Minimnya promosi yang dilakukan pemerintah salah satu penyebab wisatawan domestik maupun asing belum mengetahui momen itu,” kata Ketua Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Balikpapan Yulidar Gani.
Yulidar memperkirakan pada momen gerhana matahari total nanti di Balikpapan okupansi hotel kemungkinan hanya sekitar 70 persen. Padahal, seharusnya momen itu bisa dimanfaatkan lagi dengan promosi wisata lainnya sehingga okupansi bisa mencapai 100 persen.
“Momen GMT kalaupun ada reservasi itu kecil aja. Tapi ada hotel tertentu yang bisa mencapai 80 persen tapi tidak semua merata. Sekarang yang reservasi juga masih kecil,” terangnya saat dihubungi Minggu (28/2/2016).
Lanjut Yulidar, saat ini untuk hotel berbintanh okupansi rata-rata 40 hingga 50 persen. Sedangkan kelas melati pada angka 30-40 persen.
Ia menambahkan pemerintah pusat dan daerah masih kurang dalam mengkampanyekan momen GMT untuk meningkatkan kunjungan wisatawan di 12 daerah yang terdapat gerhana matahari total.
Sementara itu, salah satu hotel di Balikpapan menyediakan kacamata khusus bagi pengunjung yang menginap. General Manager Swissbel Hotel Kalimantan, Sylvain croise mengatakan, pada momen GMT sediakan kacamata khusus bagi pengunjung untuk melihat momen tersebut.
“Ini momen GMT menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke Kalimantan. Dan harus bisa memberikan kenyamanan bagi pengunjung,” imbuhnya.