Proyek Jaringan Gas Rumah Tangga di Aceh Terbengkalai

Namun, hingga akhir 2015 dan sekarang sudah memasuki Januari 2016, belum ada tanda-tanda gas akan dialirkan ke rumah-rumah warga. Sementara kondisi meteran dan pipa yang sudah dipasang di rumah-rumah warga mulai berkarat dan terbengkalai.

“Sampai sekarang belum ada kejelasan kapan akan dialiri gas, pipa dan meterannya sudah mulai berkarat,” ujar Novi Yanti, salah ibu rumah tangga di desa Blang Panyang, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe, Aceh, Senin (4/1/2016)

Menurutnya, warga mulai berhenti berharap pada proyek gas rumah tangga tersebut. “Ya, dulu kami senang, tapi sudah satu tahun lebih nggak ada kejelasan, jadi kita warga sudah tidak berharap lagi, hampir tidak ingat lagi pun kami,” lanjutnya.

Proyek gas rumah tangga merupakan proyek mendistribusikan gas murah untuk kebutuhan rumah tangga di kawasan Kota Lhokseumawe. Gas rumah tangga ini akan didistribusi/alirkan dari salah satu perusahaan gas terbesar di era 90-an, PT Arun.

Namun, pembangunan jaringan gas rumah tangga ini justru dimulai ketika PT Arun kehabisan gas. Perusahan tersebut sudah melakukan pengapalan terakhir pada Oktober 2015. Kini, perusahaan itu diambil alih oleh Perta Arun Gas.

Pembanguna saluran pipa gas serta pendataan warga yang akan menerima gas juga sudah rampung dilaksanakan. Sementara gas yang akan didistribusikan ke rumah-rumah warga berada dibawah tanggung jawab PT Perta Niaga Gas, salah satu anak perusahaan Pertamina.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Lhokseuamwe, Dasni Yuzar, mengatakan gas rumah tangga tersebut akan mulai berfungsi pada awal 2016. 

“Semester pertama dari Januari hingga Juni, jadi dalam tenggat waktu tersebut akan difungsikan, tapi detailnya bulan berapa tiak bisa dipastikan,” pungkasnya.