Pramono Anung: Almarhumah Ibu Mendorong Saya untuk Dapat Beasiswa Supersemar

KAMIS, 7 JANUARI 2016
Jurnalis: Koko Triarko / Editor: Gani Khair / Sumber foto: Koko Triarko

YOGYAKARTA — Di saat perhatian sebagian masyarakat Yogyakarta terfokus ke Jumenengan PA X, keluarga besar Pramono Anung, Sekretaris Kabinet Pemerintahan Presiden Joko Widodo melangsungkan pemakaman sang ibunda tercinta, Sumarni Prajitno. Almarhumah dimakamkan di Komplek Pemakaman Keluarga Kyai Kertayuda, di desa Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta, Kamis (7/1/2016), siang. Hal paling berkesan bagi Pramono, adalah dorongan sang ibu waktu itu agar terus berprestasi dan mendapat beasiswa agar bisa sekolah tinggi. Salah satunya, Beasiswa Supersemar.


Usai pemakaman sang ibunda tercinta, Pramono Anung menyempatkan diri berbincang dengan awak media. Sang ibu, katanya, sangat berperan besar dalam mendidik putranya, sehingga dalam keterbatasan dan kesederhanaannya ia bersama 6 saudaranya bisa menyelesaikan pendidikan sampai di perguruan tinggi. Padahal, kata Pramono, almarhum ayahnya hanya seorang Guru SLTA dan almarhumah ibu hanya sebagai ibu rumah tangga. Sedangkan anak ada 7 orang. Namun, dengan kesederhanaan dan keterbatasannya waktu itu, semua anaknya bisa meneruskan pendidikan sampai sarjana.
Jika dihitung matematik, lanjut Pramono, tidak mungkin seorang Guru SLTA mampu menyekolahkan ketujuh anaknya sampai ke perguruan tinggi. Karena itu, keberadaan sang ibunda yang waktu itu hanya sebagai ibu rumah tangga menjadi sangat berperan penting. 

“Di situlah peran ibu sangat dominan, karena ibu mendorong kami untuk belajar dan berprestasi agar bisa mendapat beasiswa. Karena dorongan ibu pula saya bisa mendapatkan beasiswa supersemar, agar bisa sekolah tinggi, lebih maju dan terus berprestasi”, ujarnya. 
Sebelumnya, jenazah almarhumah Sumarni Prajitno tiba di Yogyakarta sekitar pukul 12.00 wib dan langsung dibawa ke pemakaman. Tampak anak-anak dan cucu almarhumah turut mengantar jenazah sampai ke peristirahatan terakhir. Duka tampak jelas terlihat di wajah para keluarga, kerabat dan teman-teman almarhumah yang datang melayat. Usai lantunan doa-doa, Pramono Anung menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu proses pemakaman sang ibunda.
Hadir dalam prosesi pemakaman itu, antara lain, Menteri Sekretaris Negara, Pratikno,  Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani dan Mantan Gubernur Bank Indonesia, Miranda Gultom, serta Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan sejumlah pejabat lainnya.
Sumarni Prajitno, meninggal di usia 81 tahun pada Rabu 6 Januari 2015, sekira pukul 15.17 di Jakarta. Ia meninggalkan 7 putra putri dan 11 cucu serta 1 cicit. Pramono mengatakan, ada nasehat sang ibunda yang sampai kini terus menjadi pedomannya. “Bahwa, saya harus bisa meninggalkan nama baik bagi anak-anak saya, seperti halnya ayah dan ibu saya yang telah meninggalkan nama baik bagi keluarga kami”, pungkasnya. (koko)
Lihat juga...