Ratusan Hektar Tanaman Jagung Terancam Mati dan Gagal Panen

JUM’AT, 8 JANUARI 2016
Jurnalis: Ebed De Rosary / Editor: Gani Khair / Sumber foto: Ebed De Rosary

MAUMERE—Ratusan hektar tanaman jagung milik petani yang tersebar di enam desa di Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka terancam mati dan mengalami gagal panen. Jagung yang sudah berumur satu minggu hingga sebulan ini pun mulai layu akibat hujan tak kunjung turun selama dua minggu terakhir.

Tanaman jagung di desa Habi yang mulai layu dan terancam mati akibat hujan yang tak kunjung turun

Maria Vinsensia petani sekaligus ketua RT 01 RW 02 asal Desa Habi kecamatan Kangae yang ditemui cendana News di lahan pertaniannya, Kamis sore (07/01/2016) mengatakan, sudah dua minggu hujan tak kunjung turun sehingga jagung yang sudah tumbuh terkena panas dan layu. Maria mengaku belum melapor ke aparat desa karena pihak desa juga sudah tahu karena sampai saat ini beum hujan.
“kalau tidak turun hujan juga, pasti kami gagal panen dan tanaman jagung mati semua. Kami minta pemerintah harus bantu kami karena kami hanya mengandalkan hasil jagung ini buat membayai hidup “ ujarnya.
Maria Vinsentia ( Baju hijau ) petani desa Habi bersama petani lainnya yang tanaman jagungnya terancam mati
Hal senada juga disampaikan Blasius Basa petani asal Habi lainnya.Blasius mengaku tidak memiliki stcok benih lagi sehingga bila tanaman jagung mati dirinya bersama petani lainnya pasti mengalami kesulitan. Apalagi bibit jagung juga terbatas karena musim panas yang berkepanjangan membuat petani terpaksa mengkonsumsi jagung yang harusnya dipersiapkan untuk bibit.
“Pemerintah harus bantu kami bibit atau beras rawan pangan. Kami hanya mengandalkan hasil jagung ini saja “ tutur Blasius.
Camat Kangae, Yohanes Yanto Koliwon yang ditemui Cendana News saat sedang mengontrol areal tanaman jagung di desa Habi, Kamis (07/01/2016) pun mengamini hal ini saat ditanyai. Dikatakan Yanto sapaan akrab anak muda ini, kecamatan Kangae merupakan sentra produksi jagung di kabupaten Sikka. Luas lahan jagung di daerah ini sebutnya sekitar 240 hektar lebih yang tersebar di 9 desa yakni Blatatatin, Habi, kokowahor, Langir,Mekendetung, Tana Duen,Teka Iku, Watuliwung dan Watumilok. 
Ditabahkan Yanto, dri 9 desa tersebut 3 desa yakni desa Mekendetung, Blatatatin dan Teka Iku agak berada di ketinggian sehingga belum merasakan dampak kekeringan.Namun untuk 6 desa lainnya, jika dalam dua tiga hari ke depan belum juga turun hujan maka dipastikan semua tanaman jagung akan mengalami puso dan terancam gagal panen. 
Camat Kangae, Yohanes Yanto Koliwon ( kanan ) saat memantau kondisi embung dan tanaman jagung di desa habi yang mulai layu dan teranacam mati
“Tanaman jagung yang berumur satu bulan sudah mulai layu dan ada yang layu permanaen.Kita berdoa mudah-mudahan hujan segera turun sehingga bisa memenuhi embung dan bisa membantu mengairi lahan pertanian jagung warga sekitar “ kata Yanto.
Pihak kecamatan Kangae papar Yanto sudah berkordinasi dengan dinas Pertanian dan Perkebunan kabupaten Sikka serta Badan Ketahanan Pangan Sikka untuk mengantisipasi hal ini. Pihaknya juga sudah menyakurkan bantuan beras rawan pangan sebanyak 20 kilogram untuk setiap kepala keluarga petani.Pihaknya sedang mebusahakan apabila tanaman jagung mati maka pemerintah harus membantu bibitjagung bagi petani agar mereka bisa kembali menanamnya.
Disaksikan Cendana News, tanaman jagung di beberapa desa di kecamatan Kangae semuanya tampak layu.Tanaman yang berumur satu minggu hingga sebulan ini banyak yang mulai terlihat mengering daunnya dan hampir mati. Areal kebun terlihat sudah dibersihkan dari rerumputan sehingga panas matahari langsung terkena tanaman jagung karena tidak ada pohon atau rumput yang melindunginya.
Lihat juga...