Ishak Kusrant Jurnalis Cendana News wilayah Sulawesi Utara |
CATATAN JURNALIS—Tidak enak rasanya jika kita berkungjung ke kota Manado, Sulawesi Utara, jika tidak mampir di Jalan Roda, sebuah pusat kuliner yang disajikan oleh para Pedagang Kaki Lima (PKL), sehingga seluruh makanan dan minuman di tempat ini bisa terjangkau bagi golongan menengah ke bawah dan pasti dijamin halal karena tidak ada menu berbahan daging babi yang dijajakan.
Jalan Roda atau yang lebih dikenal oleh masyarakat sebagai Jarod, adalah suatu tempat yang terdapat di pusat kota Manado. Jarod sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda di Indonesia, jauh sebelum tercetusnya Perang Dunia I dan II. Sewaktu kota Manado masih disebut “Wenang” oleh penduduk yang berdiam di pedalaman daerah Minahasa.
Alat transportasi yang dipakai oleh penduduk dari Minahasa untuk datang ke kota Manado dulu hanya pedati yang ditarik oleh sapi atau kuda. Pedati yang bahasa lokalnya adalah Roda, biasanya mengangkut bahan-bahan hasil bumi dari daerah Minahasa untuk dipasarkan di kota Manado. Roda-roda itu datang dari desa yang ada di Minahasa, baik dari arah Tomohon, Tonsea, Tanawangko, dan Wori, semunya berpusat di jalan, sehingga kini di namakan Jarod (Jalan Roda), karena berfungsi sebagia stasiun pedati (roda).
Lokasi ini berdekatan dengan pasar besar yang dinamakan Pasar Minahasa, yang sekarang oleh orang Manado disebut dengan istilah Shoping Centre. Di tempat inilah orang-orang dari pedalaman Minahasa yang ketika itu disebut orang gunung, melakukan berinteraksi dengan warga yang mendiami kota Manado.
Ketika kota Manado mulai ramai dan padat dengan berbagai kendaraan bermotor, semua pedati dilarang memasuki pusat kota, dan saat ini sekalipun tidak lagi terlihat di lokasi itu, namun Jarod tetap abadi dan transaksi aneka bisnis di tempat ini tetap berjalan seperti biasanya, bahkan berkembang seiiring kemajuan zaman dan dinamika masyarakat. Tempat ini oleh Pemerintah kota Manado telah direnovasi menjadi salah satu obyek wisata kuliner kota Manado yang tak kalah menariknya untuk dikunjungi.
Di Jarod yang khas selain makanan, yaitu Kopi Jarod, bagi penikmat kopi, Jarod pilihan tepat untuk dikunjungi. Dengan harga terjangkau mulai dari Rp 4000 hingga Rp. 7.000 pengunjung sudah bisa menikmati secangkir kopi dengan tiga macam kue khas yang ada di Jarod. Jika ingin makan siang, pengunjung tinggal menambakan uang sebesar Rp 3000 – Rp 4000 untuk bisa mendapatkan nasi campur yang menunya sudah lengkap, ada nasi, ikan dan sayur.
Selain menikmati kopi, Jarod juga jadi tempat bertukar pikiran antar pengunjung yang datang dari berbagai kalangan, mulai dari kalangan Bangsawan, pejabat daerah, politisi, hingga para pengamen jalanan. Keistimewaan Jarod karena tempatnya yang diapit oleh puluhan bangunan tua, sehingga unik dan menarik untuk dikunjungi.
Namun Seiring perkembangan zaman kini Jarod harus bersaing dengan pusat kuliner yang berada di kawasan Boulevard, yang kini menjadi salah satu tempat yang terkenal di Indonesia Timur, dengan sebutan Bisnis On Boulevard (B On B). Yang membedakan Kuliner di kawasan Boulevard dan kuliner Jarod yaitu menu makanan, para pembeli, serta fasion yang digunakan. Jika kita berkunjung ke Jarod, dengan pakaian apa saja bisa, tapi kalau kita ingin mengunjungi kawasan B On B kita harus memakai pakaian yang menarik, karena di kawasan B On B penampilan yang diutamakan.
Selain itu, makanan yang banyak disajikan di kawasan B On B adalah makanan siap sajii dengan harga lumayan tinggi, sehingga hanya bisa dijangkau oleh kalangan menengah keatas. Harga kuliner di kawasan B On B mulai dari Rp 27.000 hingga Rp 75.000 per porsinya, itupun belum termasuk pajak restoran, yang harus di bayarkan oleh pembeli saat akan makan dan minum di kawasan Boulevard. Belum lagi saat kita menggunakan kendaraan baik roda dua dan roda empat, kita harus membayar biaya parkir, yang setiap jamnya terus naik, tergantung berapa lama kita berada di dalam kawasan Boulevard, sehingga biaya yang kita harus keluarkan untuk berada di kawasan Boulevard, tidak cukup kalau kita membawa uang hanya Rp. 100.000.
Kini pilihan ada di tangan kita, kalau ingin menikmati waktu santai yang banyak dengan biaya kecil dan terjangkau, kita tinggal masuk ke Jarod. Tapi kalau ingin mengeluakan biaya mahal dan hanya sekedar gaya silakan mengunjungi kawasan Boulevard.
RABU, 9 SEPTEMBER 2015
Penulis : Ishak Kusrant
Editor : Sari Puspita Ayu