![]() |
|
Waro Welhemus Yoku (1920-1999) |
CENDANANEWS (Keerom) — Herman Yoku, pria kelahiran Abepura, Jayapura tanggal 12 April 1959 berkenan ditemui oleh Cendana News untuk berbagi kisah Sang Ayah, Waro Wehelmus Yoku.
Herman mengawali percakapan dengan menjelaskan asal muasal marga Yoku, menurutnya marga asli dirinya adalah Tuebigi Yoku. Ia menegaskan bahwa keluarga besarnya adalah orang asli Keerom asal Kampung Souyo yang saat ini disebut Kampung Skanto, Distrik Skanto.
Kepada Cendana News Herman Yoku menceritakan tentang perjuangannya dalam mengemban amanah sang ayah, Waro Wehelmus Yoku yang telah wafat pada tahun 1999.
Ada sorot dan nada bangga ketika Herman Yoku mengkisahkan tentang sang ayah, wajar saja, karena Waro Welhelmus Yoku adalah salah satu tokoh penting di Hollandia (sekarang Kota Jayapura). Waro Welhemus Yoku sejak tahun 60-an berjuang bersama militer Indonesia tuk memperjuangkan Irian Barat dari tangan penjajahan Belanda.
“Ayah saya sejak dulu memperjuangkan Irian barat (Papua) bersama militer Indonesia untuk merebut dari tangan penjajah. Saya saat itu masih kecil, ayah saya terus memberikan saya dan saudara-saudara saya untuk selalu menegakkan kebenaran dan mencintai tanah air dan rakyat,” tutur Herman sambil meneteskan air mata.
Ia sangat bangga akan perjuangan yang dilakukan ayahnya demi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurutnya, perjuangan ayahnya selalu menjadi patokan dirinya untuk memperjuangkan kemerdekaan hak-hak masyarakat asli Papua saat ini, agar mendapatkan kesejahteraan serta membangun hubungan baik dengan warga perbatasan RI-PNG (Indonesia dan Papua Nugini).
“Beliau pernah dapat surat perintah langsung dari Kodam XVII Cenderawasih melalui Korem 172, untuk membangun masyarakat perbatasan RI-PNG bersama Tim Satuan Tugas Teritorial (Satgasterr) pada tahun 1972. Dan mendapatkan piagam penghargaan,” lanjut Herman.