Tim Seleki Komisioner KIP Sulsel Diprotes Aktivis Perempuan

CENDANANEWS (Makassar) – Anggota Komisi D DPRD Sulsel, selasa (31/3) telah melakukan pemilihan dan menetapkan 5 orang komisioner KPI Sulsel melalui Fit and Proper Test yakni, Azwar Hasan, Asradi, Abdul Kadir Fatwa, Pahir Halim dan A. Ilham.

Dari kelima komisioner, tidak satupun perempuan, hal ini membuat seorang aktivis Perempuan yang juga Dewan Penasehat Institute Community of Justice, Ema Husain angkat bicara.

Dia mengaku kecewa dan menyesalkan komposisi Komisioner Komisi Informasi Publik (KIP) untuk wilayah Sulawesi Selatan. Ema menilai anggota DPRD Sulsel belum memahami konsep affirmative action atau konsep kesetaraan keterwakilan perempuan.

Menurut Ema, affirmative bukan hanya sekedar kepentingan, tapi bagaimana wujud kesetaraan dan keadilan terhadap perempuan. Wujud kesetaraan ini lanjut Ema, telah diperjelas dalam Konstitusi. Pasal 28h ayat 2 telah mengatur tentang memberi akses kemudahan kepada perempuan untuk mendapatkan hak yang sama.

“Dalam UU diatur bahwa setiap orang mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untk mmperoleh kesempatan dan manfaat yg sama guna mencapai persamaan dan keadilan, kenapa ini tidak dimanfaatkan anggota dewan untk memberi ruang kepada perempuan mengambil peran” protes Ema dengan nada tinggi.

Ema mengaku miris dan kecewa dengan pemahaman anggota dewan tentang keterwakilan perempuan. Terlebih dari 2 anggota dewan perempuan yang memilih, tak satupun menyebut nama calon perempuan.

“Ini membuktikan jika perspektif anggota dewan perempuan tentang keterwakilan perempuan pun perlu dipertanyakan” lanjut Ema.

Karena keterwakilan perempuan tidak boleh dilihat hanya karena ada perempuan  diparlemen. Keterwakilan perempuan harus ada disemua lini.

“Perempuanpun harus berperan dilembaga layanan publik karena persoalan perempuan sangat banyak disoal akses layanan publik” tutup Ema.

Anggota Komisi D DPRD Sulsel, selasa (31/3) telah melakukan pemilihan dan menetapkan 5 orang komisioner KPI Sulsel melalui Fit and Proper Test yakni, Azwar Hasan, Asradi, Abdul Kadir Fatwa, Pahir Halim dan A. Ilham.