
CENDANANEWS (Lampung) – Ratusan warga Dusun Kepayang Desa Kelawi Kecamatan Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung harus bergantung kepada dua sumber air bersih yang ada di dusun tersebut. Bahkan menurut Suhaili (34) warga Dusun Kepayang di sisi Barat yang jumlahnya sekitar 40 Kepala Keluarga terpaksa mengambil air bersih dari mata air yang ada di salah satu kebun warga menggunakan dirigen. Sementara puluhan lainnya mengambil dari mata air yang lain.
Mata air tersebut selanjutnya oleh warga secara swadaya dibuat kolam penampungan untuk digunakan secara bersama. Namun kendala terjadi disaat musim kemarau tiba sehingga debit air menjadi menurun. Terlebih mata air yang debitnya mengecil namun kebutuhan warga akan air tetap.
“Kesulitan akan bertambah apabila saat musim kemarau bertepatan dengan bulan puasa. Kami terpaksa harus mengantri untuk mendapatkan air, ” ujar Suhaili kepada Cendananews.com Rabu (1/4/2015).
Hal serupa dialami warga Dusun Kepayang di sisi Timur. Warga terpaksa menggunakan fasilitas kamar mandi umum yang dibangun disamping sumur bor milik salah seorang warga. Sumur bor yang dibuat tersebut diperkirakan mencapai kedalaman sekitar 100 meter,namun warga harus membayar iuran bulanan sekitar Rp20ribu.
“Kami kesulitan membuat sumur secara manual sedangkan untuk membuat sumur bor biayanya sangat mahal. Harapan kami pemerintah bisa menyediakan fasilitas air bersih yang bisa gratis bagi kami yang tinggal di perbukitan ini, “ujarnya.
Hal sama dialami oleh Narsih, setiap hari ia harus mengajak anak anaknya untuk mengambil air dengan dirigen sekaligus mandi serta mencuci di tempat penampungan air sumur bor yang ada di pinggir jalan Desa Kelawi.
Untuk mendapatkan air bagi keperluan masak, mencuci serta keperluan lainnya Narsih menggunakan fasilitas air bersih milik salah seorang warga lainnya tersebut. Bahkan tak jarang Narsih sudah mengajak anaknya mandi serta mencuci sebelum sore untuk menghindari antrian akibat warga lainnya juga menggunakan fasilitas umum tersebut.
Sementara itu warga di Dusun Siring Itik di dekat pelabuhan Bakauheni mengaku harus mengeluarkan uang lebih untuk kebutuhan air bersih. Bahkan dari pengakuan Teguh (37) warga Dusun Siring Itik Desa Bakauheni untuk 5000 liter ia harus membayar sebesar Rp 220.000,-

Kejadian ini menurut Teguh dan beberapa warga lain terjadi tak hanya di musim kemarau tetapi di musim penghujan. Kebutuhan akan air bersih dengan membeli sebanyak satu tangki sudah berlangsung bertahun tahun.
“Kebutuhan air bersih memang sangat vital di sini karena di beberapa tempat warga tidak bisa membuat sumur biasa. Kami harus membuat sumur bor namun biayanya lumayan mahal, ” ujar Teguh.
Upaya mereka sekarang adalah membeli air bersih pada pemilik sumur bor yang ada di Bakauheni. Biasanya warga menelpon pemilik sumur bor untuk mengirim air bersih dalam tanki berukuran 5000 liter.
Sementara itu Andi sopir tanki air bersih mengungkapkan ia akan mengirimkan air ke rumah warga atas permintaan warga melalui telepon. Biasanya warga sudah memiliki bak penampungan di rumah dan air bersih akan dipompa ke dalam bak milik warga.
Adalah Wawan salah seorang warga yang juga sering membeli air bersih mengungkapkan ia membeli air bersih karena ia memang tak berlangganan air bersih dari PDAM.
“Air bersih yang saya beli sebanyak 5000 liter itupun hanya bertahan sampai satu minggu. Harus dihemat untuk kebutuhan mandi,mencuci. Untuk minum kami membeli air galon,” ujar Wawan.
Wawan dan beberapa warga lain lebih memilih membeli daripada berlangganan air bersih dari PDAM untuk efisiensi.Selain harus memasang instalasi serta biaya bulanan mereka memilih membeli dari tanki air bersih. Bahkan meskipun di Bakauheni ada PDAM namun beberapa lebih memilih membeli dengan tanki.