![]() |
Pengendara melintas di jalan dekat pembuangan sampah, Lingkungan Karang Pule Kota Mataram [Foto:CND] |
CENDANANEWS (Mataram) – Masalah kebersihan di Kota Mataram dari tahun ke tahun masih menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan. Faktor rendahnya kesadaran masyarakat menjadi salah satu penyebab sulitnya mengatasi masalah sampah secara tuntas, dimana masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah di saluran dan sungai.
Menyadari hal itu, relawan penanganan sampah Kota Mataram, Zainal Arifin, mengatakan, ke depan salah satu elemen yang akan menjadi titik fokus dalam penanganan sampah adalah menyadarkan masyarakat. Hal ini sangat penting mengingat, masalah sampah di sungai tidak bisa dipisahkan dari perilaku masyarakat itu sendiri.
“Mulai tahun depan salah satu fokus untuk masalah sampah adalah bagaimana membangun kesadaran masyarakat,”katanya, di Mataram, Minggu (5/4/2015).
Upaya tersebut akan dilakukan melalui berbagai pelatihan, training tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dari sampah, agar tercipta lingkungan sehat, termasuk dengan memperbanyak tong tempat pembuangan sampah.
“Supaya masyarakat tidak lagi membuang sampah secara sembarangan di sungai” tegas Zaina.
Sebab membuang sampah secara sembarangan, khususnya di sungai selai bisa mencemari sungai dan menimbulkan penyakit, membuang sampah secara sembarangan di sungai juga bisa menjadi bencana dan pemicu terjadinya banjir pada saat musim hujan tiba. Untuk mewujudkan hal tersebut memang tidak mudah, butuh proses panjang, tapi bukan berarti tidak bisa terwujud, selama dilakukan secara konsisten.
Zainal meyakini kalau masyarakat sudah tidak membuang sampah di saluran atau sungai, maka masalah sampah akan bisa diatasi. Konsep yang telah dibangun adalah dengan membuat Kelompok Peduli Sungai (KPS) di masing-masing lingkungan yang dialiri sungai. KPS tersebut nanti akan menjadi kelompok yang bergerak memberikan penyadaran bagi masyarakat lainnya.
“Kita sudah menyiapkan untuk membentuk KPS di masing-masing kawasan yang dialiri sungai,”katanya.
Sebagai langkah persiapan, beberapa orang relawan telah diberangkatkan ke luar daerah untuk mempelajari bagaimana penanganan sungai di daerah yang lebih maju. Beberapa daerah yang dikunjungi diantaranya Malang dan Surabaya. Langkah lain dilakukan dengan menggandeng tokoh masyarakat, pemuda, tokoh agama termasuk perguruan tinggi.
“Saya yakin kalau kerjasama tersebut bisa terbangun dengan baik, persoalan sampah di Kota Mataram akan bisa diatasi dengan baik. Kita punya kyai, akademisi, pakar dan ilmuan yang ahli dan mumpuni di bidang tersebut, termasuk bagaimana mendorong dan membangun kesadaran masyarakat membiasakan hidup bersih dengan tidak membuang sampah secara sembarangan,”katanya.