Gelombang Tinggi Sebabkan Harga Ikan di Lampung Selatan Naik

Tempat Pelelangan Ikan
CENDANANEWS(Lampung) – Kondisi angin kencang yang terjadi dua hari ini di wilayah Teluk Lampung membuat harga beberapa jenis ikan mengalami kenaikan. Bahkan akibat gelombang yang mencapai dua meter lebih mengakibatkan nelayan di wilayah Kalianda dan sekitarnya enggan melaut dan hanya menyandarkan perahu mereka di dermaga.
Menurunnya aktifitas nelayan di laut Kalianda tersebut terlihat dengan sedikitnya nelayan yang menjual ikannya dalam pelelangan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dermaga Boom Kalianda Lampung Selatan Provinsi Lampung.
Dari pantauan Cendananews.com sebanyak 10 lapak untuk pelelangan yang beroperasi bahkan hanya lima yang dioperasikan. Berkurangnya pasokan ikan dan nelayan yang melelang ikannya di TPI Boom Kalianda diakui oleh kepala TPI Boom Kalianda Syarifudin.
“Ombak sedang tinggi sehingga nelayan enggan melaut ini saja biasanya semua lapak penuh tapi hari ini berkurang dan hanya beberapa nelayan turun ke sini,” ungkap Syarifudin Jumat sore (24/4/2015).
Menurut Syarifudin  kenaikan harga ini akibat hasil tangkapan ikan para nelayan menurun. Para nelayan tak bisa maksimal menangkap ikan karena cuaca buruk. Apalagi sekarang masuk pada musim angin barat.
Akibat cuaca yang buruk tersebut bahkan  para pedagang ikan laut menaikan harga jual seperti ikan tenggiri dari semula Rp45 ribu kini menjadi Rp.60.000 per kilogram pada saat pelelangan pagi dan sore hari.
Sedangkan ikan cumi kecil dan tongkol, naik dua kali lipat dari harga Rp 7.000 kini mencapai Rp15.000. Ikan selar dari biasanya Rp25.000 kini mencapai Rp30.000. Ikan Kembung yang biasanya mencapai Rp30.000 menjadi Rp35.000 dan beberapa jenis ikan lainnya pun ikut naik.
Diperkirakan harga akan terus melonjak naik jika musim angin barat masih melanda laut di perairan Teluk Lampung. Sepinya aktifitas lelang juga terlihat di loket pencairan cek harga ikan yang biasanya mencapai puluhan hari ini hanya kisaran belasan pedagang ikan yang mengikuti lelang.
Beberapa nelayan bahkan memanfaatkan waktu tidak melaut untuk memperbaiki jaring di atas perahu dan diantaranya memeriksa keadaan perahu. Salah seorang nelayan Sobirin(35) mengaku sudah dua hari ini tidak melaut karena tidak mau ambil resiko.
“Dalam kondisi gelombang tinggi seperti sekarang lebih baik istirahat sambil memeriksa kondisi kapal terutama gelombang tinggi di tengah”ujar Sobirin di TPI Boom Kalianda.
Diungkapkannya, cuaca ekstrem dan gelombang tinggi angin Barat  masih terus berlangsung dan mengancam aktivitas di wilayah perairan Selat Sunda dan Teluk Lampung. Kondisi ini sangat dirasakan dampaknya oleh nelayan tradisional karena membuat
perekonomian nelayan tradisional terpuruk.
Kondisi angin kencang dengan gelombang tinggi sudah berlangsung selama dua pekan dan dampaknya amat dirasakan oleh nelayan yang memiliki kapal bertenaga dibawah 30 gross ton (GT). Mereka memilih untuk
menyandarkan perahunya.
Menurut Sobirin  meski tidak terlalu signifikan, buruknya cuaca juga berpengaruh pada jumlah pembongkaran dan pelelangan ikan di TPI besar seperti di TPI Boom Kalianda sebab selain TPI Boom ada TPI Muara Piluk ,TPI Way Muli yang berukuran kecil.
Dijelaskan, dalam kondisi normal, jumlah ikan yang dilelang di TPI ini bisa mencapai 5  ton.
Namun, dia menambahkan, kondisi cuaca ekstrem angin  saat ini tidak separah pada saat musim sebelumnya.
Pada musim angin barat, penurunan hasil tangkapan bisa sangat drastis.
“Pasalnya, nelayan bukan hanya dihadang oleh angin kencang dan gelombang tinggi, tapi juga di guyur hujan deras,” ungkap Sobirin.
Lihat juga...