Dampak Cuaca Petani Alami Penurunan Hasil Ubi Kayu

Petani Panen Ubi Kayu [Foto:CND]
CENDANANEWS(Lampung) – Cuaca ekstrim yang terjadi berapa waktu belakangan ternyata berimbas terhadap hasil panen ubi kayu atau singkong di Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung. 
“Tahun lalu, dalam setengah hektar bisa mencapai 15 ton, namun tahun ini hanya 9 ton, Selain itu ubi kayu berukuran kecil meski pemupukan dan perawatan tetap dilakukan,”kata salah seorang petani singkong, Saukani kepada Cendananews.com, Selasa (14/4/2015).
Dijelaskan, kecenderungan menurunnya produksi ubi kayu dikarenakan kondisi cuaca yang tak menentu dan bahkan lebih sering panas berkepanjangan sehingga kualitas hasil menurun. Akibatnya, mereka tidak bisa mencukupi permintaan dari pabrik-pabrik tepung.
Disebutkan, hasil panen yang ditanam sejak tujuh bulan lalu tidak mendapatkan hasil maksimal, selain itu harga ubi kayu saat ini Rp.800 perkilogramnya.
Saukani  mengaku ia biasa menanam ubi kayu dengan modal 100 ikat untuk satu hektar. Satu ikat biasanya berisi sekitar 25 batang bibit. Sedangkan  harga perikat ia mengaku sekitar 7 ribu. Digabungkan dengan biaya bibit, perawatan dan juga upah menanam ia mengaku menghabiskan modal sekitar 1,2 juta. Jika sedang baik hasilnya ia masih bisa menghasilkan ubi kayu sekitar 30 ton dengan kisaran harga sekitar 700-800/ kilogramnya. 
Namun karena kondisi cuaca yang kurang baik, ia bahkan harus rela menjual ubi kayunya dengan sistem borongan untuk satu hektar dijualnya dengan harga 8 juta. Pemborong biasanya menjual singkongnya ke pabrik tepung tapioka yang ada di daerah Panjang, Bandarlampung.

Lihat juga...