Alokasi Dana BOS untuk Pembelajaran Masih Dinilai Minim

Pelatihan Modul II Manajamen Berbasis Sekolah
CENDANANEWS (Makassar) – Disinyalir, selama ini peruntukan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) belum  banyak untuk pembelajaran. Padahal tujuan utama penggolontoran dana tersebut oleh pemerintah  adalah untuk peningkatan kualitas kompetensi siswa. Hal yang hanya bisa dicapai dengan mengalokasikan dana lebih banyak untuk untuk proses-proses pembelajaran, seperti alat tulis menulis, peraga dan sebagainya.
“Banyak sekolah – sekolah yang dikunjungi, mengeluhkan bahwa pembelajaran aktif lewat PAKEM, menghabiskan banyak biaya. Padahal kalau pengelolaan dana BOSnya efektif, hal ini tidak akan menjadi masalah,” kata Handoko Widagdo, spesialis pengembangan manajemen sekolah USAID PRIORITAS Jakarta  ketika berkunjung ke Takalar membuka kegiatan Pelatihan Modul II Manajamen Berbasis Sekolah (MBS) di gedung PKK Takalar Senin (27/4) .
Berdasarkan Permendikbud No 101 tahun 2013, salah satu item yang dibiayai oleh BOS adalah pembelajaan PAKEM untuk SD/MI dan Kontekstual untuk SMP/MTs.
“Karena sudah tercantum dengan jelas, bahkan diletakkan paling atas, seharusnya menjadi prioritas sekolah  untuk mengalokasikan dana ke pembelajaran,” ujarnya lebih lanjut.
Menurutnya, dengan menyisihkan dana BOS minimal 2 persen saja, sebenarnya sudah lumayan memadai untuk membiayai pembelian ATK dan berbagai kebutuhan pembelajaran lain di setiap kelas.
“Katakanlah  suatu sekolah terdapat 100 siswa, dan terbagi menjadi enam rombongan belajar. Setiap siswa saat ini mendapatkan dana alokasi BOS untuk SD/MI  sebesar 800 ribu dan untuk SMP/MTs satu juta selama satu tahun. Sehingga per kelas untuk SD, kalau dihitung, khusus untuk ATK pembelajaran,  bisa mendapatkan 28 ribu per bulannya.  Jumlah tersebut  sebenarnya sudah cukup walaupun masih mininalis,” katanya mencontohkan. 
Ia juga menekankan bahwa seharusnya dana dari luar sekolah, misalnya dari peran serta masyarakat lebih baik digunakan untuk program diluar pembelajaran.
“Peran serta masyarakat perlu ditingkatkan, tapi lebih baik dialokasikan untuk kegiatan pengembangan sekolah diluar pembelajaran. Pembelajaran sudah seharusnya tercukupi dengan dana BOS,” katanya lebih lanjut di hadapan 40 peserta yang terdiri dari kepala sekolah, komite, guru dan pengawas dari delapan sekolah, diantaranya SD 69 Galesog II, SD 68 Galesong II dan lain-lain.   
Berdasarkan petunjuk teknis penggunaan dana BOS, tujuan utama penggunaan dana BOS adalah untuk memberi akses pada siswa dan meningkatkan pembelajaran.
“Idealnya   10 %  dana BOS digunakan untuk mendukung pembelajaran, terutama untuk pembelian ATKnya,” ujarnya lebih lanjut.
Pelatihan Modul II Manajamen Berbasis Sekolah
Pelatihan sejenis juga dilaksanakan di tujuh Provinsi di Indonesia. Diharapkan dengan pelatihan Manajemenber berbasis sekolah seperti ini, sekolah semakin transparan dan akuntabel dalam pengeloaan dananya.  
Lihat juga...