Akibat Pendangkalan Saluran Aktifitas Nelayan Lampung Terhambat

Saluran atau parit yang dangkal karena musim kemarau
CENDANANEWS(Lampung) – Sejak terjadi kemarau saluran air atau yang dikenal dengan parit di Desa Berundung Kecamatan Ketapang Lampung Selatan Provinsi Lampung  mengalami pendangkalan. Akibatnya, kapal nelayan sering terhalang untuk keluar masuk ke arah muara saat akan maupun usai melaut.
Nelayan Dusun Parit 5 Desa Berundung Kecamatan Ketapang bahkan harus menunggu air pasang untuk bisa melaut sebab saluran yang menghubungkan desa dengan muara yang menuju ke laut mencapai jarak dua kilometer lebih.
Selama ini warga nelayan melaut di perairan Pantai Timur Sumatera dan menjual ikan hasil tangkapan mereka di Tempat Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Desa Ketapang, sementara yang lain bahkan menjual ikan hingga ke Kabupaten Lampung Timur.  
Harmone (45) seorang nelayan Desa Berundung, mengatakan, hingga saat ini nelayan nelayan yang ada di Desa Berundung dan sekitarnya, hanya 20 persen yang saat ini, yang masih melaut. Sebagian bahkan hanya menjadi buruh di tambak tambak yang ada di wilayah tersebut.
“Daripada tidak bisa melaut jika ada pekerjaan di darat kami biasanya mencari pekerjaan di darat bahkan ikut menjadi tukang bangunan pun kami lakukan,” ungkap Harmone kepada Cendananews.com Minggu(19/4/2015).
Kondisi tersebut sudah sering nelayan di Berundung alami, terutama saat datangnya musim kemarau seperti sekarang ini. Meski pengerukkan telah dilakukan, tapi belum maksimal di beberapa sisi kanan kiri saluran lumpur yang membuat dangkal bahkan semakin mengering.

Saluran atau paret di Desa Berundung berdasarkan penuturan warga lain juga berfungsi sebagai tanggul penangkis yang tersebar di parit 5,6,7,8,9 dan 10 Desa Berundung. Namun tidak semua parit tersebut digunakan oleh warga untuk lalulintas menggunakan perahu.
“Sebagian besar untuk tanggul penangkis dan sumber pengairan bagi tambak tambak dan pertanian warga, tapi jika pendangkalan di daerah kami ini menyulitkan nelayan untuk melaut,” ungkap Harmone.

———————————————-
Minggu, 19 April 2015
Jurnalis : Henk Widi
Photografer : Henk Widi
Editor : ME. Bijo Dirajo
———————————————-

Lihat juga...