![]() |
Kondisi Keluarga Alm Haeriah |
CENDANANEWS (Mataram) – Advokasi Buruh Migran Indonesia (ADBMI) Kabupaten Lombok Timur meminta supaya pemerintah Indonesia untuk tegas, serta lebih memperhatikan nasib dari tanaga kerja Indonesia (TKI) yang mendapatkan perlakuan yang semestinya, seperti yang terjadi pada TKI asal NTB, Norvia dan Almarhumah Haeriah.
“Kasus ini sudah diluar batas kemanusiaan, masa hanya kesalahan sepele warga kita diperlakukan seperti itu dan bagi kami, ini bukan saja menyangkut soal nasib TKI semata, tapi juga menyangkut harkat dan martabat bangsa kita,”kata aktivis ADBMI, Habib di Lombok Timur, Sabtu (25/4/2015).
Dia menyebutkan, pemerintah jangan hanya diam saat warga negara disiksa, dan hal tersebut telah terjadi berulangkali.
“Tetapi pemerintah tidak pernah mau belajar dari kesalahan, dimana keberadaan negara dalam melindungi warganya,”tegasnya.
Dia berharap pemerintah dapat memberikan langkah nyata dalam menyelamatkan nasib tenaga kerja terutama yang mengais rezeki di negera lain.
Menindaklanjuti dari pernyataan ADBMI Lombok Timur, cendananews.com mencoba menelusuri kediaman beberapa TKI yakni, Norvia dan Almarhumah Haeriah.
Alm Haeriah TKI Terima Perlakuan Tidak layak
Haeriah, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal yang meninggal di salah satu rumah sakit Malaysia, karena mengidap penyakit paru-paru, ternyata sebelum mengidap penyakit paru-paru pernah bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT) di Malaysia, tapi karena tidak pernah digaji dan tidak tahan dengan perlakukan majikannya kemudian melarikan diri.
Hal tersebut terungkap dari pengakuan saudari tertua almarhum Haeriah, Jannah saat ditemui di kediamannya, Sabtu (25/4/2015).
“Sehari sebelum melarikan diri dari rumah majikannya, Haeriah sempat menelpon ke keluarga di Lombok menceritakan rencana melarikan diri sambil menangis, selain tidak pernah diberikan gaji, Haeriah juga mengaku tidak tahan dengan perlakukan majikannya,”sebutnya.
Sehingga kuat dugaan, kematian Haeriah, Kata Jannah tidak semata-mata karena penyakit paru-paru sebagaimana keterangan dari rumah sakit setempat, tapi bisa jadi karena perlakukan kasar majikannya ketika sempat bekerja yang pada ahirnya kemudian melarikan diri.
Jannah Mengatakan, selama dalam pelarian dan persembunyian sebagai TKI ilegal, komunikasi dengan Haeriah masih terjalin, bahkan sempat menelpon didoakan keselamatan.
“Komunikasi terahir dengan adik saya, sebelum menerima kabar kematiannya, Haeriah minta didoakan keselamatan sama keluarga di Lombok termasuk minta dikirimkan uang sebagai ongkos pulang, tapi mau dapat uang dari mana waktu, kita di rumah saja susahnya minta ampun,”katanya sambil air mata mengalir di pipi.
Keluarga Alm Haeriah Terlantar
![]() |
tiga anak almarhum Haeriah nampak duduk didekat neneknya |
Keluarga Almarhum Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Desa Lemek Daye, Kabupaten Lombok Timur (Lotim), Nusa Tenggara Barat (NTB), Haeriah berharap kepada pemerintah daerah Lotim, terutama Gubernur NTB supaya memberikan bantuan berupa santunan kepada ke empat anak almarhum yang masih kecil dan membutuhkan bantuan.
Aris Munandar keluarga Haeriah mengatakan, meski status Haerian sebagai TKI di Malaysia, namun tetap bagian dari Warga Negara Indonesia (WNI) yang memiliki hak yang sama dengan WNI lain yang menjadi TKI di luar negeri, baik resmi maupun tidak untuk mendapatkan perlindungan dari negara.
“Kami berharap supaya pemerintah bisa memberikan santunan kepada keempat anak almarhum Haeriah, kasian mereka, terlepas dari status adik saya almarhum Haerian sebagai TKI ilegal, tapai bagaimanapun dia juga masyarakat NTB yang terpaksa menjadi TKI karena terdesak kebutuhan ekonomi” kata Aris di Lombok Timur, Sabtu (25/4/2015).
Lebih lanjut Aris mengatakan, keempat anak almarhum Hariah, Fina Widianti (12), Eldi Ritasari (4), Yola Renata (3) dan Jayadi (1) saat ini dirawat oleh neneknya, sementara ayah keempat anak tersebut masih di Malaysia dengan status sebagai TKI ilegal juga.
Norvia Linda TKI yang Alami Penyiksaan Majikan
![]() |
Bapak, Norvia Linda, TKI yang dibuang di Malaysia saat ditemui dikediamannya, Desa Bandar, Kabupaten Lombok Timur |
Kalau Haeriah, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal asal Desa Lenek Daye, Kabupaten Lombok Timur (Lotim) Nusa Tenggara Barat (NTB) meninggal karena mengidap penyakit paru-paru, nasi miris juga menimpa TKI ilegal lain asal Desa Mandar, Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur.
Norvia Linda, berangkat sebagai TKI melalui jalur tidak resmi alias ilegal ke Malaysia dan baru bekerja selama satu bulan bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT), Linda harus menerima penyiksaan dari Majikan tempat bekerja dan dibuang di tengah hutan.
Heratus Sumaiah, bibi korban mengaku benar-benar terkejut dengan nasib yang menimpa keponakannya, pasalnya Norvia bekerja di Malaysia baru berlansung selama tiga bulan, tiba-tiba dirnya bersama orang tua sudah menerima kabar kasus penyiksaan tersebut.
“Terus terang saja, saya benar-benar dibuat terkejut dengan kasus yang menimpa keponakan saya, pasalnya dia baru bekerja di Malaysia selama tiga bulan sebagai PRT, itupun pertama kali saya tau dari tetangga yang membaca beritanya di salah satu media online” kata Sumaiah di Lombok Timur, Sabtu (25/4/2015).
Sumaiyah mengatakan, meski Norvia selamat dan saat ini kondisi sudah aman di KBRI Malaysia, sebagai keluarga kami tentu berharap pemerintah bisa tegas dalam kasus ini terutama pemerintah Malysia untuk memberikan hukuman setimpal bagi majikan Norvia yang telah melakukan penyiksaan dan minta supaya Norvia segera dipulangkan.
Dari investigasi yang dilakukan, penulis mendapatkan sangat besar harapan masyarakat yang anggota keluarganya menjadi TKI agar mendapatkan perhatian dari pemerintah dan berharap pemerintah lebih tegas dalam melindungi nasib dari Tenaga Kerja Indonesia yang saat ini masih jauh dari semestinya.
———————————————-
Sabtu, 25 April 2015
Jurnalis : Turmuzi
Fotografer : Turmuzi
Editor : ME. Bijo Dirajo
———————————————-