Warga Way Pisang Lampung Harapkan Sebuah Jembatan Permanen

Beberapa anak sedang melintasi jembatan bambu[Foto:CND]

CENDANANEWS (Lampung) – Jembatan gantung di Dusun Buring Desa Sukabaru Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung menjadi sarana penting bagi warga. Jembatan terbuat dari tali baja dengan alas dari batang bambu tersebut menjadi penghubung antar kampung bagi warga yang akan melakukan aktifitas juga anak sekolah.
Berdasarkan penuturan Saman (34) salah seorang warga Dusun Buring kepada Cendananews.com, jembatan gantung yang kini digunakan merupakan jembatan baru menggantikan jembatan lama yang sudah rusak.
“Jembatan lama sudah tak bisa digunakan karena rusak dan jembatan ini menjadi sarana penting untuk warga antar kampung karena jika melewati jalan lain akan memutar dan lebih lama jaraknya,” ujar Saman Selasa (31/3/2015).
Saman mengungkapkan meskipun sudah memiliki jembatan yang dibangun oleh pemerintah di atas anak sungai Way Pisang tersebut, ia berharap jembatan permanen bisa dibuat agar memudahkan warga untuk beraktifitas terutama mengangkut hasil pertanian. Jembatan kecil sepanjang lebih kurang 15 meter tersebut menurut Saman hanya bisa dilalui pejalan kaki dan kendaraan bermotor.
“Kami maunya ada jembatan permanen di sini, sebab jembatan gantung ini kadang kadang rusak di bagian bambunya sehingga jika dilewati bisa rusak dan berbahaya bagi anak anak sekolah,” ungkap saman.
Jembatan tersebut juga menjadi infrastruktur yang benar benar bermanfaat bagi anak anak sekolah baik Sekolah Menengah Pertama maupun Sekolah Dasar. Para siswa usia sekolah dasar di daerah tersebut rata rata bersekolah di Sekolah Dasar Negeri 3 Sukabaru yang terletak di pinggir Jalan Lintas Sumatera.
Dari pantauan Cendananews.com beberapa anak sekolah usia sekolah dasar terlihat melewati jembatan tersebut. Ahmad (9) salah seorang siswa kelas 3 di SDN 3 Sukabaru mengaku tiap hari bersama puluhan teman temannya melewati jembatan tersebut saat berangkat dan pulang sekolah.
“Kalau pagi kami berangkat bersama sama kawan lewat di sini, kalau mutar jauh jadi lewat jembatan gantung ini,” ungkao Ahmad bersama dua temannya Andi (8) dan Joni (9).
Ahmad mengaku senang bisa menggunakan jembatan gantung tersebut meski pada awalnya takut sebab saat dilewati jembatan tersebut bergoyang goyang. Meskipun demikian jaring pengaman di kanan dan kiri jembatan tersebut cukup kuat dengan konstruksi dari baja yang bisa bertahan lama.
Selain jembatan gantung tersebut sarana jalan setapak yang biasa dilalui warga dihubungkan dengan jalan berpaving blok melewati perkebunan dan persawahan warga. Jalan berpaving blok terhubung dengan jalan kampung yang masih menggunakan batu.

———————————————————-
Selasa, 31 Maret 2015
Jurnalis : Henk Widi
Editor   : ME. Bijo Dirajo
———————————————————-

Lihat juga...