———————————————————-
Rabu, 25 Maret 2015
Jurnalis : Henk Widi
Foto : Koleksi Pribadi Idi Bantara
Editor : ME. Bijo Dirajo
———————————————————-
CENDANANEWS (Lampung) – Petani di Indonesia memiliki sumber daya alam yang cukup bagus. Sehingga sumber daya alam tanah dan air di Indonesia yang merupakan anugerah menjadi modal petani untuk digarap dengan cerdas untuk memenuhi kebutuhan manusia alami indonesia, berupa sandang, papan, pangan, protein sekaligus keindahan melalui konsep pengelolaan lahan secara optimal.
Demikian diungkapkan oleh Idi Bantara,S.Hut.T,M.Sc yang merupakan salah satu orang yang berkomitmen ingin memberdayakan masyarakat dari sektor kehutanan. Laki laki murah senyum asal Solo Jawa Tengah ini mengaku mengenalkan program program yang bisa dijalankan oleh masyarakat sewcara mudah dan tepat guna.
Bahkan terkait pembibitan ia tergerak untuk mencari solusi terbaik membuat pembibitan yang efektif dan efesien.
Karenanya saat ditugaskan di Kementerian Kehutanan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Way Seputih Way Sekampung (BPDAS-WSS) ia menciptakan alat yang diberi nama Media Semai Cetak. Saat ini ia ditugaskan di Persemaian Permanen BBDAS-WSS yang terletak di Desa Karangsari Kecamatan Ketapang Lampung Selatan.
Selain pembibitan, Idi Bantara mengaku menerapkan sistem atau pola penanaman untuk memberi nlai tambah bagi pemilik lahan. Konsep yang dinamakan “Kebun KB Bapak” merupakan konsep yang diaplikasikan di daerah tanpa meninggalkan kearifan lokal warga setempat.
Menurut Idi, demikian ia dipanggil, lahan yang dimiliki warga sebaiknya tidak ada yang dikosongkan dengan kata lain harus produktif dan lestari. Setiap pemilik lahan kota atau di desa sudah saatnya mensyukuri dengan menjaga dan menghasilkan pendapatan yg cukup dari lahannya.
“Sehingga nantinya alam tetap lestari, tapi ekonomi juga terpenuhi caranya diantaranya dengan kebun KB bapak,” ungkap Idi kepada Cendananews.com di Lampung, Rabu (25/3/2015).
Idi mengungkapkan konsep yang bernada akronim KB Bapak memiliki kepanjangan kebun kayu, buah, bunga, pangan dan kolam. Secara harafiah saat ini bisa dikonsepkan dalam kebun wisata atau agrowisata.
Tanaman yang cocok untuk ditanam ujar Idi, seperti yang sudah diterapkan bersama masyarakat yang tinggal di Solo Jawa Tengah dan di Lampung di mana Idi ditugaskan terbukti disukai oleh masyarakat sebab konsep tersebut mudah diterapkan oleh para petani.
Berbagai tanaman kayu tersebut bisa diambil dari Persemaian permanen yang ada di Desa Karangsari Kecamatan Ketapang Lampung Selatan. Beberapa jenis tanaman diantaranya cempaka, sengon, hasil non kayu gaharu, pangannya jagung, padi, ikannya lele,ikan mujair serta ikan air tawar bernilai jual lainnya sementara tanaman bunga diantaranya anggrek dan tanaman hias lainya. Untuk tanaman buah buahan diantaranya buahnya klengkeng, durian, matoa dan lain lain.
“Konsep ini sebenarnya sudah menjadi tradisi turun temurun para petani, namun saat ini dengan pola konsumtif maka banyak lahan pertanian diubah menjadi bangunan serta menjadi perumahan sehingga tak mudah menjumpai lokasi yang benar benar hijau,” ujar Idi.
Idi berharap konsep tersebut bisa diterapkan di setiap wilayah agar petani maupun warga masyarakat bisa menikmati hasil dari berbagai kegiatan pertanian untuk peningkatan ekonomi sehingga pemberdayaan petani bisa dilakukan dari sektor pertanian dan kehutanan yang menimbulkan dampak ketahanan pangan.