Menjelang groundbreaking, Patok Jalan Tol Sumatera Berubah

Pancang jalan tol Sumatera di areal persawahan [Foto: CND]

CENDANANEWS (Lampung) – Menjelang groundbreaking pembangunan jalan tol Sumatera, patok centre line jalan tol Sumatera berubah. Akibatnya dua kecamatan di Lampung Selatan (Lamsel) dicoret dalam daftar daerah yang akan dilintasi pembangunan tersebut.
Rencana awal pembangunan jalan tol melintasi Kecamatan Palas yang terdiri dari Desa Tanjungsari, Sukaraja dan Sukabakti. Sedangkan Kecamatan Ketapang yang dilintasi hanya Desa Karangsari. Namun saat pemasangan patok centerline, kedua kecamatan tersebut tidak dilalui jalan tol Sumatera. 
Kepala Bagian Pemerintahan Setkab Lamsel, I Ketut Sukerta mengatakan, ada dua kecamatan yang batal dilintasi jalan tol Sumatera, yakni Ketapang dan Palas.
“Pada saat pemasangan patok centerline, dua kecamatan tersebut tidak kena,” katanya, Kamis (26/3/2015).
Perubahan posisi tersebut, kata Ketut, membuat desa di Kecamatan Kalianda yang dilalaui jalan tol bertambah dari semula hanya dua desa. Namun setelah dilakukan pemasangan patok centerline terdapat sembilan desa yang akan dilintasi jalan tol tersebut. Desa tersebut, yakni Palembapang, Negeripandan, Cangguh, Tajimalela, Hara, Agom, Sukatani, Tamanagung, dan Munjuksampurna.
“Memang rencana awal belum final, makanya setelah tim yang melibatkan perangkat desa turun, akhirnya berubah titik,” kata dia.
Pendataan kepemilikan, lanjutnya, sebagai tahapan persiapan Kabupaten Lamsel menuju pembangunan jalan tol Sumatera sudah mencapai 75%. Kini sedang dilakukan konsultasi publik untuk menyingkronkan output penetapan lokasi, lalu ditetapkan melalui surat keputusan (SK) Gubernur Lampung.
“Belum ada pergeseran lagi, setelah ini dilakukan konsultasi publik, untuk penetapan lokasi rill pembangunan jalan tol Sumatera tersebut,” kata dia.
Tanggapan terhadap pembatalan pembangunan ruas jalan tol yang direncanakan melewati Kecamatan Ketapang mendapat respon beragam dari masyarakat, ada yang senang dan batalnya rencana tersebut juga membuat kecewa masyarakat setempat. Pasalnya, sebagian masyarakat sangat mengharapkan ganti rugi sebagai kompensasi atas lahan yang akan dilintasi pembangunan jalan tol tersebut.
Akan tetapi beberapa warga juga mengaku senang dengan adanya pembatalan tersebut. Mereka beralasan dengan tidak jadinya wilayah mereka dilalui jalan tol maka mereka masih tetap bisa menggarap lahan perkebunan dan sawah mereka.
“Kalau saya memang berharap kebun saya tidak dilalui tol, sebab sayang karena tanaman karet dan kopi coklat saya sudah beberapa kali panen, ya kalau ada yang kecewa silakan saja,” ujar Hilman.
Beberapa warga lain di Kecamatan Penengahan saat dihubungi Cendananews.com Jumat (27/3/2015) pun mengaku pasrah jika memang sawah maupun kebunnya terkena jalur tol.

———————————————————-
Jumat, 27 Maret 2015
Jurnali : Henk Widi
Editor   : ME. Bijo Dirajo
———————————————————-

Lihat juga...