1 Maret 2015, Catatan dari Monumen Jogja Kembali

Para petugas di Monjali berpakaian pejuang ala zaman perjuangan

CENDANANEWS – Selain memiliki filosofi keterkaitan antara keraton Yogyakarta dan Pemerintahan Indonesia saat itu, Museum Yogya Kembali (Monjali) berisi tumpukan catatan dan jejak sejarah perjuangan tokoh dan pahlawan Indonesia. Baik sebelum Indonesia merdeka sampai kemerdekaan Indonesia kembali diproklamirkan.

Catatan sejarah itu tertoreh saat Cendananews.com menapaki dan melihat secara langsung Monjali dari pintu depan hingga ke segala sudut ruangannya. Suasana hujan tak menyurutkan masyarakat untuk mengenang kembali perjuangan Jenderal Soeharto, Sultan Yogja dan pejuang dalam mengusir penjajah Belanda.
Pak Gunadi dan Pak Herman Yosef Sutikno dengan janur kuning
Saat memasuki area Monjali yang berada 3 kilometer dari Kota Yogyakarta, pengunjung langsung disambut dengan replika Pesawat Cureng di dekat pintu Timur dan replika Pesawat Guntai di dekat pintu barat.
Kemudian saat mulai menaiki podium di sisi barat dan timur terlihat dua senjata mesin beroda lengkap dengan tempat duduknya. Yang terletak di depan kaki monumen bangunan berupa gunungan monumen berisi empat ruangan. 
Hari ini, setiap karyawan bertemu,saling tegur sapa dengan salam Merdeka
Di ujung selatan, tegak berdiri dinding memuat 420 nama para pejuang yang gugur mulai dari 19 Desember 1948 hingga 29 Juni 1949. Tertempel juga relief puisi perjuangan karya penyair ternama Chairil Anwar ‘Kerawang-Bekasi’.
Puisi itu diberikan khusus kepada ratusan pahlawan yang tidak diketahui nama dan identitasnya itu. Monumen gunungan dikelilingi oleh kolam (jagang-dalam bahasa jawa) dibagi empat jalan utama masuk menuju ke bangunan utama gunungan.

Lihat juga...