Mengungkap Rahasia Sejarah Peradaban Manusia

Buku karya Basrin Melamba, M.A, Ahli Sejarah Universitas Haluoleo, Sulawesi Tenggara
Namun begitu masih diperlukan data lainnya untuk mengukuhkan layang-layang Kagati sebagai suksessor layang-layang tertua dari Cina. Seorang Sejarawan dari Universitas Haluoleo Basrin Melamba., MA melalui buku “Tolaki Sejarah, Identitas dan Kebudayaan”  terbitan Lukita Yogyakarta mengungkapkan bahwa masih ada lagi ratusan lukisan sejenis yang tersebar di gua-gua prasejarah disekitar kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara. Diantara lukisan-lukisan itu menggambarkan cara hidup nenek moyang dulu seperti beternak, berperang, melakukan pelayaran bahkan sudah mengenal sistem kalender termasuk gambaran orang yang bermain layang-layang. Walaupun lukisan-lukisan gua itu belum diteliti lebih lanjut mengenai usia dan makna lukisan, beliau menduga lukisan gua di daerah kabupaten Konawe memiliki keterkaitan dengan lukisan gua Maros dan Liang Kabori Pulau Muna. Namun karena keterbatasan dana penelitian belum dilakukan pengukuran usia lukisan-lukisan tersebut.
Sepatutnya situs-situs sejarah tersebut sudah menjadi tanggungjawab kita sebagai bangsa berbudaya khususnya para penguasa untuk memberikan perhatian lebih demi menyelamatkan warisan peradaban para leluhur, bukannya merobohkannya demi hasrat kebaruan semata. Menghilangkan jejak sejarah samahalnya dengan melupakan jatidiri kita sebagai bangsa berbudaya dan berpengetahuan sehingga tak lagi melempar tanggungjawab dengan dalih bukan urusan saya.
———————————————-
Rabu, 11 Februari 2015
Penulis : Gani Khair
Editor : Sari Puspita Ayu
———————————————-
Lihat juga...