CENDANANEWS, Bangsa Indonesia kini boleh berbangga walaupun di tengah krisis hinaan bangsa Internasional sebagai negara pengekspor “babu” terbesar di dunia dan pengimpor mobnas dari negara yang menyebut “INDON” untuk istilah kewarganegaraan kita. Sebuah gua jaman prasejarah yang berlokasi di Maros Sulawesi Selatan telah menyamai rekor lukisan gua El-castillo Spanyol serta Chauvet and Lascaux gua prasejarah yang ada di Perancis.
Hanya berjarak 10 km dari Makassar Sulawesi Selatan tim peneliti dari Griffith University Australia telah mengukur usia lukisan Tapak Tangan dan Anoa yang telah berusia sekitar 40.000 tahun. Ini adalah penemuan penting setelah klaim para sejarawan dunia bahwa benua Eropa sebagai pelopor ilmu seni rupa.
Hanya berjarak 10 km dari Makassar Sulawesi Selatan tim peneliti dari Griffith University Australia telah mengukur usia lukisan Tapak Tangan dan Anoa yang telah berusia sekitar 40.000 tahun. Ini adalah penemuan penting setelah klaim para sejarawan dunia bahwa benua Eropa sebagai pelopor ilmu seni rupa.
![]() |
Gambar dari Maxime Aubert, Peneliti asal Australia |
Tak kalah menarik, penemuan penting berkaitan dengan pengetahuan teknologi kuno berupa layang-layang tertua didunia ditemukan di Pulau Muna 2 jam perjalanan membelah selat dari Kendari Sulawesi Tenggara.
Bermula ketika seorang pecinta layang-layang berkewargaan Jerman Wolfgong Bick mengikuti Festival Layang-layang Internasional di Perancis pada tahun 1997 dimenangkan oleh La Masili dengan layang-layang Kaghati Kolope-nya sejenis layang-layang kuno hasil kerajinan turun temurun penduduk Pulau Muna Sulawesi Tenggara. Didorong rasa penasarannya dia pun melakukan perjalanan ke pulau yang sekawasan dengan daerah pariwisata Wakatobi. Melebihi ekspektasinya Wolfgong menemukan lukisan prasejarah dinding gua Sugipatini desa Liang Kobori kabupaten Muna Timur. Diantara lukisan-lukisan gua yang berusia setidaknya 10.000 tahun itu ada juga lukisan seseorang yang sedang menerbangkan layang-layang. Enam tahun kemudian tulisan Wolfgong diterbitkan sebuah majalah di Jerman dengan judul “The First Kitman” (Pemain Layang-layang Pertama di dunia) disitu dikatakan setidaknya usia layang-layang Kagati Kolope berusia 4000 tahun yang ini artinya lebih dari 1000 tahun lebih tua dari usia layang-layang yang diklaim sebagai layang-layang pertama didunia yakni berasal dari Cina. Lebih mengesankan lagi layang-layang berbahan daun Kolope yang diterbangkan dengan tali terbuat dari serat nenas hutan ini justeru mampu terbang nonstop selama 7 hari 7 malam.