Kota Lama Kendari, Warisan yang Terampas Ambisi Pembangunan Jembatan

Seperti yang disampaikan Kepala Satpol PP Pemprov Sultra Arrijalu “Lihat saja tidak ada masyarakat yang menghalangi proses penggusuran ini sejak dimulai tanggal 29 Januari kemaren (29/1/2015), kalaupun ada komplain itupun karena mereka meminta waktu untuk mengambil sisa-sisa barang yang masih tertinggal”.

Rasyid dan John

Lain halnya dengan Darti (39 tahun) salah seorang penduduk Kota Lama, baginya istilah “Kota Lama” sudah menjadi trademark kawasan ini selain itu Bioskop Kota Lama adalah tempat kenangan masa kecilnya.

Senada dengan pernyataan Darti, ketika penulis menjumpai mantan karyawan bioskop kota lama pada saat mereka menatap pilu penghancuran bangunan yang pernah menjadi tempatnya menafkahi keluarga. Pada awalnya tidak ada masyarakat yang setuju dengan penggusuran ini, tapi karena ini sudah kehendak pemerintah kita mau bilang apa? Kata Pak Rasyid yang telah bekerja selama 35 tahun sebagai teknisi.

Sedangkan Pak John, mantan karyawan bagian keuangan yang duduk disebelahnya menambahkan “sangat disayangkan pemerintah menghancurkan gedung bioskop ini, padahal dulu ketika belum ada hiburan masyarakat yang ada di sekitar kota Kendari semuanya datang kesini bahkan yang berasal dari luar kota”.

Sampai tulisan ini dibuat gelombang protes masyarakat menolak proyek pembangunan Jembatan Bahteramas terus bergulir. Idul (20 tahun) ketua Himpunan Mahasiswa Arkeologi Universitas Haluoleo melakukan pendampingan untuk melakukan advokasi kepada penduduk sekitaran kota lama yang menolak penggusuran.

——————————————-
RABU, 11 FEBRUARI 2015
Penulis : Gani Khair
Foto : Gani Khair
Editor : Sari Puspita Ayu
——————————————-
Lihat juga...