Reboisasi Amankan Warga Penengahan dari Banjir Tahunan

Editor: Satmoko

LAMPUNG – Banjir tahunan yang kerap melanda wilayah Lampung Selatan khususnya di wilayah Kecamatan Ketapang, Penengahan dan Palas masih disebabkan oleh derasnya aliran Sungai Way Pisang dan beberapa sungai lain di wilayah tersebut.

Puluhan perumahan dan lahan pertanian warga di Desa Legundi dan Desa Ruguk Kecamatan Ketapang bahkan tergenang air pasca-hujan melanda wilayah tersebut Minggu (25/2) hingga Senin (26/2). Meski sudah surut warga masih was-was banjir susulan akibat potensi hujan masih tinggi di wilayah tersebut.

Selain wilayah Desa Ruguk dan Desa Legundi Kecamatan Ketapang, banjir juga pernah melanda wilayah Dusun Buring Desa Sukabaru dan Desa Tetaan, serta Desa Gayam akibat Sungai Way Pisang meluap.

Kondisi tersebut diakui oleh Hendra warga desa Sukabaru yang rumahnya pernah mengalami kerusakan akibat banjir. Banjir terbesar diakuinya terjadi lima tahun silam merendam puluhan rumah di wilayah daerah aliran sungai dan membuat warga mengungsi ke tempat yang aman.

Marsim melintas di jembatan gantung yang pernah putus akibat banjir [Foto: Henk Widi]
“Banjir terjadi malam hari sesudah hujan dan bantaran sungai tidak memiliki tanaman penahan, sementara di bagian hulu sungai sudah banyak lahan dijadikan sebagai lokasi menanam jagung, banyak pohon ditebangi,” beber Hendra, saat ditemui Cendana News di tepi Sungai Way Pisang, tepat berada di dekat rumahnya, Rabu (28/2/2018).

Hendra menyebut, selain merendam perumahan warga dampak banjir juga menggerus daerah aliran Sungai Way Pisang. Sampah-sampah kayu tebangan yang ikut terbawa menjadi penyebab semakin meluapnya air sungai. Tidak adanya lahan peresapan air di daerah aliran sungai yang bermata air di Gunung Rajabasa menjadi faktor utama banjir.

Lihat juga...