Arsitektur Belanda Ajarkan Bagaimana Menjaga Bangunan Cagar Budaya

SELASA, 7 JUNI 2016

SURABAYA — Universitas Kristen Petra (UK Petra) bekerjasama dengan Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) mengundang arsitektur asal Belanda, Cor Passchier yang berhasil menulis buku perkembangan arsitektur pada tahun 1600-1960 di Indonesia.

Cor Passchier menjelaskan bagaimana apa yang dibangun oleh arsitek untuk sebuah bangunan menggambarkan eksponen dari zaman itu. Sehingga misalnya saja di Surabaya terdapat banyak bangunan bersejarah seperti Gedung Grahadi, Kantor Gubernur, Gedung Balai Kota, Hotel Majapahit dan seterusnya memiliki hubungan erat dengan bangunan khas Belanda.

“Kota bagi kolonial yang penting maka dibangun dengan cepat seperti Batavia, Surabaya, Bandung, Makassar dan Medan,” jelasnya saat ditemui di Gedung Radius Prawiro, Selasa (7/6/2016).
Surabaya berkembang cepat setelah Jakarta, terutama kawasan yang dekat dengan Kalimas. Dimana pada zaman dahulu, segala kebutuhan ekonomi berada di Kalimas. Sehingga keberadaan Kalimas sangat penting. Banyak bangunan penting yang dibangun disepanjang Kalimas.
“Contoh lain Jalan Tunjungan sebagai kawasan belanja masyarakat Surabaya seperti Braga, Kesawan dan Malioboro kini hilang entah karena suhu yang berubah panas di Surabaya atau apa,” cakapnya.
Untuk Kantor gubernuran yang berada di Jalan Pahlawan memiliki tipe arsitektur yang luar biasa dimana arsitekturnya tidak pernah berkunjung di Surabaya namun bisa merancang bangunan yang memiliki bentuk ada yang ke depan dan ke belakang.
Tipikal bangunan di Indonesia hampir sama ditiap daerah, misalnya untuk bangunan rumah memiliki pagar yang tinggi penuh dengan tembok kemudian terdapat banyak pohon dan dari jalan hanya terlihat atap rumah.
Selain itu, tidak hanya bangunan rumah maupun gedung namun untuk stasiun dan perkantoran juga memiliki khas sendiri. Mulai dari rangka dan bentuknya sesuai dengan kebutuhan pada zamannya.
“Dan khusus Balaikota dibangun untuk ramah dengan semua orang dengan bangunan yang dekat dengan taman dan dibangun tidak terlalu tinggi,” pungkasnya.
[Charolin Pebrianti]
Lihat juga...