Menteri Kebudayaan Serap Aspirasi Komunitas Perupa Yogyakarta

Di hadapan Menteri Kebudayaan, mereka berbagi cerita seputar dinamika seni rupa hari ini
serta pandangan tentang peran negara dalam mendukung ekosistem seni.

Kuss Indarto, kurator dan perupa, mengungkapkan apresiasinya atas kehadiran Menbud Fadli.

“Salut, Menteri Kebudayaan mau datang ke galeri di pelosok ini,” ujarnya.

Beragam topik mengalir dalam perbincangan santai tersebut.

Perupa yang hadir turut menyampaikan berbagai masukan terkait tantangan dunia seni rupa, mulai dari keterbatasan ruang pamer, akuisisi karya maestro, kompetisi seni, hingga persoalan meningkatnya harga material seni.

Seniman juga menyoroti pentingnya pencatatan sejarah maestro seni rupa di tiap daerah agar local genius tidak hilang dari ingatan kolektif bangsa.

Menanggapi hal tersebut, Menbud Fadli menegaskan komitmennya untuk memperkuat
ekosistem seni rupa Indonesia.

“Kompetisi seni rupa perlu digagas kembali dengan hadiah yang signifikan agar bisa memacu daya cipta perupa kita. Selain itu, teks dan dokumentasi sangat penting sebagai bagian dari sejarah seni rupa. Saya ingin ada upaya sistematis untuk menghadirkan buku-buku yang merekam linimasa sejarah seni rupa, supaya tidak terputus,” ungkap Menbud Fadli.

Lebih lanjut, Menbud Fadli menjelaskan bahwa Kementerian Kebudayaan tengah mendorong akses inklusif yang lebih luas melalui Dana Indonesiana.

“Ekspresi seni akan diprioritaskan melalui Dana Indonesiana. Bantuan ini akan menyasar terutama sanggar atau komunitas-komunitas yang selama ini belum pernah tersentuh. Oktober mendatang, pengajuan akan kembali dibuka,” jelasnya.

Dirinya juga menyinggung program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) serta Belajar Bersama Maestro (BBM) yang memberi kesempatan bagi siswa dan masyarakat untuk berinteraksi langsung dengan seniman ternama.

Lihat juga...