Patih Rojoniti: Ksatria Mangir yang Tak Tunduk pada Tahta
Ia meninggalkan semangat perlawanan bermartabat, bahwa rakyat dan kebenaran tidak boleh tunduk semata karena kuasa dan kekuatan militer.
Kini, makam Patih Rojoniti menjadi salah satu situs ziarah yang terus hidup.
Meski tak semegah makam-makam raja, keberadaannya tetap dijaga dan dihormati.
Para peziarah datang tidak hanya dari Bantul, tetapi juga dari luar daerah, bahkan dari komunitas spiritual dan budaya yang menelusuri jejak perlawanan rakyat Jawa terhadap kekuasaan kolonial dan feodal.
“Beliau simbol orang yang tak silau kekuasaan. Seperti Ki Ageng Mangir, ia lebih memilih mati bermartabat daripada hidup dalam tunduk,” kata Mbah Wondo menutup kisahnya.
Patih Rojoniti mungkin tak tercatat dalam buku-buku sejarah resmi sebagai pahlawan.
Namun dalam denyut nadi masyarakat Mangir dan sekitarnya, ia adalah pahlawan sejati.
Sosok yang tak hanya melawan dengan tombak, tetapi juga berdiri sebagai perisai rakyat yang tak punya kuasa.
Ia adalah nyala api dari masa lalu yang terus menyinari jalan mereka yang berjuang hari ini—dengan kejujuran, cinta tanah air, dan keberanian menghadapi ketidakadilan. ***
Yuliantoro, pemerhati budaya, tinggal di Bantul, Yogyakarta