Menbud Fadli Zon Suarakan Pentingnya Keadilan dan Dialog Antarperadaban di Tiongkok
Selanjutnya ia menggarisbawahi posisi penting Indonesia dalam sejarah manusia dengan penemuan Homo erectus dan Homo floresiensis di situs-situs arkeologi seperti Sangiran, Trinil, Ngandong, dan lukisan purba di Leang-Leang di Maros, Sulawesi Selatan.
“Selama berabad-abad, Nusantara telah menjadi ‘melting pot’ beragam budaya dari
berbagai bangsa dan peradaban tua yang berpadu secara dinamis, menghasilkan ragam
ekspresi budaya, mencerminkan kekayaan sejarah dan keberagaman warisan budaya,”
tegas Fadli.
Ia menambahkan, “Indonesia adalah contoh nyata, bahwa perbedaan bukanlah persoalan.
Perbedaan suku, agama, budaya, dan tradisi merupakan kekuatan dan fondasi utama jati
diri bangsa. Keberagaman Indonesia sebagai bangsa majemuk namun tetap bersatu dalam satu naungan rumah. Bhinneka Tunggal Ika, yang berikrar berbangsa satu, bangsa Indonesia dan berbahasa satu, bahasa Indonesia, memegang peranan penting dalam narasi
tentang upaya mewujudkan perdamaian.
Hal ini menjadi dasar dalam upaya pemajuan kebudayaan, menekankan pada pemahaman dan pengakuan terhadap keberagaman multietnik dan budaya di Indonesia, melahirkan sikap toleransi dan kerukunan.”
Menteri Kebudayaan selanjutnya menyoroti bencana kemanusiaan di Gaza sebagai contoh
nyata dari genosida peradaban yang terjadi saat ini dan penghapusan memori sejarah umat
manusia.
“Kehancuran Gaza bukan hanya tragedi geopolitik, tapi juga bencana budaya dan kemanusiaan. Negara dunia harus bersatu dalam memperjuangkan keadilan dan
menegakkan hukum internasional, serta menolak segala praktek standar ganda dalam
perjuangan kemerdekaan Palestina,” ujarnya.