Kemudian Teori Konflik dalam Sosiologi dan Politik. Tokohnya: Karl Marx, Ralf Dahrendorf, Lewis Coser. Mark melihat konflik sebagai hasil dari pertentangan kelas. Perang bisa jadi alat bagi kelas penguasa untuk mempertahankan dominasi dan kontrol atas sumber daya. Lewis Coser (The Functions of Social Conflict (1956), menjelaskan bahwa konflik bisa memperkuat integrasi kelompok dan memperjelas batas kekuasaan — sangat relevan dengan dinamika perang.
Berikutnya teori “Ekonomi Politik Global”. Immanuel Wallerstein (pencetus Teori Sistem Dunia): perang dan kolonialisme adalah cara negara-negara inti mengeksploitasi pinggiran demi sumber daya dan pasar. Susan Strange (pakar ekonomi politik internasional) menyoroti peran kekuasaan korporasi global dan negara dalam mengatur konflik dan ekonomi internasional. Noam Chomsky (Kritikus kebijakan luar negeri AS): perang modern sering didorong oleh kepentingan ekonomi korporasi dan imperialis.
Itu secara teoritik. Pernyataan Patton memiliki banyak justifikasi teoritik. Bagaimana dengan fakta historis?
Perang Dunia II (1939–1945) – AS sebagai Industrial Powerhouse. AS keluar dari depresi besar karena lonjakan produksi militer. Boeing, Lockheed, General Motors panen kontrak pertahanan. GDP melonjak, pengangguran turun drastis. Perang Vietnam – Profit Korporasi Militer AS. Perusahaan seperti Bell Helicopter dan General Dynamics meraup miliaran USD. Teknologi militer berkembang, dan banyak diuji di lapangan.
Perang Irak (2003–2011) – “Perang Swasta”. Kontrak senilai ratusan miliar USD ke perusahaan seperti Halliburton, KBR, Blackwater. Infrastruktur, minyak, dan logistik didominasi korporasi swasta. Invasi Afghanistan – Proyek Pembangunan & Senjata. Lockheed Martin, Raytheon, Northrop Grumman terus tumbuh. Rekonstruksi dijadikan ajang bisnis oleh kontraktor AS dan asing.