Kedua, kaderisasi dan tempaan minat bakat. Biasanya dilakukan kaderisasi Organisasi Mahasiswa Intra Kampus (OMIK). Terdapat kaderisasi aktivis lingkungan, olah raga, budaya, ekonomi (koperasi), keagamaan, dan lain sebagainya.
Ketiga, kaderisasi gerakan politik dan tempaan aktivis perubahan. Dilakukan oleh Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus (OMEK) seperti HMI, PMII, GMNI, PMKRI dan lain sebagainya. Eksistensinya tidak bisa dilepaskan dari internal kampus.
Kader-kader OMEK merupakan pengisi kontestasi kempimpinan organisasi politik kampus. Representasi suara mahasiswa dalam interal kampus. Sepertri Senat Mahasiswa atau BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa).
Ketiga sistem itu memiliki manual kaderisasi berjenjang. Memiliki idiologi gerakannya masing-masing. Pergerakannya merupakan pergerakan terukur sesuai idiologi yang dipedomani. Selalu dalam koridor akademik.
Sebagaimana HMI, mengusung idiologi: Ikut bertanggung jawab mewujudkan masyarakat Indonesia adil makmur berdasar Pancasila dan atas Ridho Allah Swt. Ada aspek idiologi kebangsaan. Ada aspek transendensi.
PMII mengusung gerakan dalam lingkup idiologi kebangsaan dan keaswajaan. Mengacu idiologi kebangsaan dan keagamaan NU secara spesifik. Terdapat aspek kebangsaan, transendensi dan lebih spesifik keaswajaan. Keahlussunahan.
GMNI mengusung idealisme murni ke-Indonesiaan. Berbasis kecintaan pada serba Indonesia. Termasuk pembelaan terhadap masyarakat tertindas.
Gerakan politik organisasi-organisasi ekstra kampus itu selalu konstruktif. Terdapat visi yang hendak diwujudkan. Terdapat target perubahan. Bukan sekedar gerakan dekonstruktif.