Ketika capres-cawapres lain masih berebut pengakuan sebagai darah biru NU, Gibran masuk secara langsung ke segmen utamanya. Masuk ke pesantren melalui program. Sekaligus mengingatkan bahwa hari santri juga ditetapkan di era bapaknya.
Gibran memang belum datang ke pesantren-pesantren. Akan tapi pesannya sudah sampai. Bantuannya akan segera datang ke pesantren-pesantren.
Tagline KIS Lansia. Maknanya ia menyapa menyapa 28 juta lansia atau setara 10,7 persen penduduk Indonesia (data tahun 2020). Betul program itu sudah masuk menjadi bagian dari program KIS. Namun problem Lansia itu tidak sedikit. Program itu akan akan menancapkan nama Gibran dalam top of mind para lansia.
Makna tagline Kartu Anak Sehat. Ialah ia sedang menyapa para ibu menyusui. Jumlahnya tentu banyak. Bisa jutaan juga. Tidak sedikit di antara mereka tentu kesulitan menyediakan asupan memadai bagi anak-anaknya. Lontaran program Gibran itu tidak mustahil akan menjadi tema perbincangan Ibu-Ibu menyesui. Termasuk ketika menyeruak tema-tema mengatasi stunting.
Terakhir “Kredit Start-Up Milenial”. Melalui tagline ini ia menyapa para content creator, anak-anak muda pelaku e commerce dan industri kreatif. Kaum muda ini segmen kreatif, namun tidak jarang terbentur modal. Kadang dibelit pinjol. Gibran datang dengan solusinya.
Terlepas program itu sebagian besar sudah tercakup dalam APBN, yang pasti Gibran pandai menyapa audiens melalui tagline program-programnya. Ia menyapa melalui bahasa yang mudah dimengerti dan diingat segmen-segmen audiens itu. Segmen pimpinan dan pengelola pesantren-lansia – ibu menyusui – pelaku kreatif milenial.